IPO – PT Indosmelt
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
BNGA – Kinerja 2013
PT CIMB Niaga (BNGA) membukukan kenaikan laba bersih 2013 sebesar 1.1%Yoy menjadi Rp 4.28 Triliun Vs Rp 4.23 Triliun pada 2012 lalu. Pendapatan bunga bersih naik 4.2%Yoy menjadi Rp 10.12 Triliun dengan laba operasional naik 2.1%Yoy menjadi Rp 5.87 Triliun tahun lalu. Pada akhir 2013 lalu posisi CAR tercatat sebesar 15.36% (15.16% pada 2012) dengan NPL Gross 2.23% (2.29% pada 2012), ROE 19.07% (23.41% pada 2012), dan LDR 94.49% (95.04% pada 2012).
BTPN – Kinerja 2013
PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional (BTPN) membukukan kenaikan laba bersih 2013 sebesar 7.7%Yoy menjadi Rp 2.13 Triliun Vs Rp 1.98 Triliun pada 2012 lalu. Naiknya kinerja didukung oleh kenaikan pendapatan bunga bersih sebesar 16.1%Yoy menjadi Rp 7.05 Triliun. Laba operasional BTPN naik 15.7%Yoy menjadi Rp 2.88 Triliun tahun lalu. Pada akhir 2013 lalu posisi CAR tercatat sebesar 23.09% (21.49% pada 2012) dengan NPL Gross 0.67% (0.58% pada 2012), ROE 26.15% (32.58% pada 2012), dan LDR 88.33% (86.18% pada 2012).
KRAS – Tingkatkan pangsa pasar baja industri otomotif
PT Krakatau Steel (KRAS) berencana meningkatkan pangsa pasar produk baja industri otomotif dari sekitar 7% tahun lalu menjadi 20% dalam tiga tahun kedepan. Tahun ini, penguasaan pasar KRAS di segmen otomotif domestik ditargetkan mencapai 10%. Untuk meningkatkan pangsa pasar, KRAS tengah mengincar dua jenis mobil yang dinilai memiliki nilai pasar: Mobil LCGC serta mobil niaga. Dikarenakan Mobil LCGC mempunyai ketentuan jumlah komponen minimal sekitar 80% komponen lokal. Sedangkan untuk kendaraan komersial, KRAS telah cukup lama memasok baja ke segmen ini. Selain itu, penjualan baja bagi produk otomotif akan dilakukan kepada produsen komponen
TINS – Kinerja 2013
PT Timah (TINS) membukukan kenaikan laba bersih 2013 sebesar 19.3%Yoy menjadi Rp 515.1 Miliar Vs Rp 431.6 Miliar pada 2012 lalu kendati membukukan penurunan pendapatan sebesar 20.5%Yoy menjadi Rp 5.85 Triliun Vs Rp 7.36 Triliun pada 2012. Efisiensi biaya produksi yang dilakukan TINS mampu menekan beban pokok pendapatan sebesar 27.6%Yoy menjadi Rp 4.4 Triliun tahun lalu sehingga posisi laba kotor tercatat naik 13.1%Yoy menjadi Rp 1.44 Triliun. TINS membukukan penjualan timat sebanyak 23,237 ton dengan harga rata-rata US$ 22,751 per ton tahun lalu.
(ang/ang)











































