Sektor Telekomunikasi
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
BTEL – Kinerja 1Q 2014
PT Bakrie Telecom (BTEL) membukukan laba bersih sebesar Rp 210.7 Miliar pada 1Q 2014 Vs rugi bersih Rp 97.5 Miliar pada 1Q 2013 lalu. Naiknya kinerja laba bersih didukung oleh pencatatan laba kurs sebesar Rp 440.1 Miliar pada 1Q 2014 Vs rugi kurs Rp 23 Miliar pada 1Q 2013 lalu. BTEL membukukan penurunan pendapatan sebesar 33%Yoy menjadi Rp 390.5 Miliar Vs Rp 582.5 Miliar pada 1Q 2013. Namun karena beban operasional hanya turun sebesar 14.3%Yoy menjadi Rp 456.3 Miliar, maka BTEL membukukan rugi operasional sebesar Rp 65.8 Miliar Vs laba operasi Rp 50.4 Miliar pada 1Q 2013 lalu.
FREN – Kinerja 1Q 2014
PT Smartfren Telecom (FREN) membukukan laba bersih sebesar Rp 1,1 Miliar pada 1Q 2014 Vs rugi bersih Rp 355.5 Miliar pada 1Q 2013 lalu. Naiknya kinerja laba bersih diakibatkan oleh pencatatan laba selisih kurs sebesar Rp 407.5 Miliar Vs rugi kurs Rp 7.41 Miliar pada 1Q 2013 lalu. FREN membukukan kenaikan pendapatan sebesar 29.8%Yoy menjadi Rp 722.9 Miliar pada 1Q 2014 Vs Rp 557 Miliar pada 1Q 2013, namun naiknya beban usaha sebesar 14.7%Yoy menjadi Rp 1.01 Triliun membuat FREN tetap mencatat rugi operasional sebesar Rp 287.5 Miliar pada 1Q 2014 Vs, 11.3%Yoy lebih rendah dibandingkan dengan rugi operasional Rp 324.05 Miliar pada 1Q 2013.
GIAA – Rencana divestasi Citilink
PT Garuda Indonesia (GIAA) sedang bernegosiasi dengan investor strategis terkait divestasi saham PT Citilink Indonesia hingga 45%. Dari empat perusahaan yang mengajukan penawaran, saat ini tersisa dua perusahaan yang sedang memasuki tahap negosiasi harga. Manajemen GIAA mengungkapkan bila harga tidak mencapai kesepakatan maka penjualan saham Citilink tidak akan dipaksakan. Sebelumnya, GIAA juga menunjuk Standard Chartered sebagai financial advisor untuk penawaran 40-45% saham Citilink. GIAA melalui Citilink juga berencana mengakuisisi Tigerair Mandala untuk memperkuat jaringan regional.
(ang/ang)











































