BSDE – Jual 5% saham ke Sinar Mas Land
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
FASW – Batal rights issue
Manajemen PT Fajar Surya Wisesa (FASW) memutuskan membatalkan rencana rights issue dengan target perolehan dana mencapai Rp 1.2 Triliun karena kondisi pasar yang tidak kondusif. Sesuai dengan rencana awal, dana hasil rights issue akan dialokasikan untuk restrukturisasi utang. FASW telah mendapat komitmen pinjaman sindikasi bank senilai total US$ 240 Juta dimana perusahaan baru melakukan penarikan dana senilai US$ 160 Juta. Tahun lalu kinerja FASW tertekan oleh rugi kurs senilai Rp 702.15 Miliar Vs rugi kurs Rp 170.75 Miliar pada 2012 lalu. FASW mencatat rugi bersih senilai Rp 249.1 Miliar tahun lalu Vs laba bersih Rp 5.3 Miliar pada 2012. Manajemen berencana menaikan porsi pasokan bahan baku domestik menjadi 70% tahun ini dari kondisi tahun lalu dimana FASW mengimpor sekitar 50% dari kebutuhan bahan baku.
MDLN – Non-preemptive rights
PT Modernland Realty (MDLN) berencana menerbitkan 1.25 miliar lembar saham baru (maksimal 10% saham) tanpa menerbitkan HMETD (non-preemptive rights). Sesuai dengan peraturan pencatatan, harga minimum pelaksanaan non-preemptive rights dihitung berdasarkan harga rata-rata 25 hari bursa sebelum iklan pengumuman (hari ini), yaitu sekitar Rp 443 per lembar saham. Seluruh dana hasil non-preemptive rights akan dialokasikan untuk mendukung modal kerja. Rencana tersebut menunggu persetujuan RUPSLB yang dijadwalkan berlangsung pada 5 Juni 2014.
PTPP – Akuisisi Prima Jasa Aldodua
PT PP (PTPP) akan menyelesaikan akuisisi perusahaan alat berat PT Prima Jasa Aldodua pada Juni 2014. Aksi korporasi tersebut dalam rangka menunjang kinerja perseoran. Manajemen PTPP mengungkapkan dana akuisisi berasal dari kas internal. PT Prima Jasa Aldodua adalah sebuah perusahaan sewa/penyewaan alat berat dan alat ringan dan telah melayani lebih dari 10 tahun. Perseroan didukung penyediaan Heavy Equipment dan dukungan SDM yang berpengalaman.
SMGR – Kenaikan investasi pabrik baru
PT Semen Indonesia (SMGR) memperkirakan kenaikan investasi pembangunan pabrik semen di Rembang (Jawa Tengah) dan Indarung (Sumatera Barat) mencapai Rp 1.34 Triliun atau naik 19.1% menjadi Rp 8.29 Triliun dari perkiraan awal pembangunan pabrik sebesar Rp 6.95 Triliun. Hal ini berdasarkan atas asumsi pelemahan nilai tukar rupiah terhadap US$ dan Euro. Namun, manajemen memastikan kenaikan target investasi tidak akan berdampak signifikan terhadap jadwal ekspansi pabrik.
(ang/ang)