Kiwoom Securities: Minat Beli Asing Mulai Timbul

Kiwoom Securities: Minat Beli Asing Mulai Timbul

- detikFinance
Jumat, 19 Sep 2014 08:09 WIB
Kiwoom Securities: Minat Beli Asing Mulai Timbul
Jakarta - Positifnya Dow Jones serta bursa dunia dapat memberikan dukungan di akhir minggu ini. IHSG masih dapat melanjutkan penguatan diikuti oleh timbulnya minat beli asing kemarin. Akan tetapi, posisi semakin mendekati resistance dan level tertinggi dapat membuka peluang aksi jual. Sehingga, kami memperkirakan IHSG masih akan bergerak cenderung positif pada hari ini.

 

ASSA – Cari pinjaman

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

PT Adi Sarana Armada (ASSA) tengah mengkaji rencana pencarian pinjaman senilai Rp 800 Miliar untuk mendukung rencana ekspansi armada sebanyak 4,200 unit tahun depan. Dari jumlah tersebut sekitar 2,000 unitakan digunakan untuk mengganti (replacement) armada saat ini yang akan dijual. Dengan penambahan 2,200 unit armada baru maka jumlah armada ASSA ditargetkan naik menjadi 17,200 unit tahun depan. ASSA juga berencana membangun 2-3 kantor cabang baru di lokasi strategis di Kalimantan dan Jawa, dimana kebutuhan investasi satu kantor cabang sekitar Rp 30 Miliar. Turunnya kinerja ASSA pada 1H 2014 diakibatkan oleh program penjualan mobil bekas yang tidak sesuai rencana akibat rendahnya harga jual sehingga volume penjualan dikurangi.

 

MEDC – Refinancing utang

PT Medco Energi Internasional (MEDC) akan melakukan refinancing atas utang yang jatuh tempo tahun depan sebesar US$ 343 Juta. Atas utang tersebut MEDC berencana melakukan pelunasan sebesar US$ 170 Juta tahun ini. Sumber dana pelunasan berasal dari pinjaman bank serta opsi pendanaan lainnya.

 

SMCB – Refinancing utang

PT Holcim Indonesia (SMCB) tengah mengkaji opsi pinjaman baru senilai Rp 2 Triliun bulan November mendatang yang akan digunakan untuk refinancing utang senilai Rp 1.2 Triliun. Sisa pendanaan akan digunakan untuk mendukung belanja modal Rp 800 Miliar tahun depan.

 

UNVR – Naikkan harga jual

PT Unilever Indonesia (UNVR) menaikkan harga jual produk sekitar 5% untuk menjaga margin laba. Kenaikan harga tersebut efektif dilakukan sejak 15 September lalu dan telah mempertimbangkan kemampuan daya beli masyarakat serta harga produk kompetitor. Pada akhir Maret lalu UNVR telah menaikkan rata-rata harga jual sekitar 4% hingga 5% karena depresiasi Rupiah. UNVR tengah menyelesaikan proyek pabrik oleochemical senilai Rp 2 Triliun di Sei Mangke (Sumatra Utara). Pabrik tersebut akan memproses produk turunan CPO dengan kapasitas produksi 200,000 ton per tahun dan diharapkan beroperasi pada 1Q 2015. Sekitar 80% hasil produksi pabrik tersebut akan diekspor untuk memenuhi kebutuhan Unilever di Negara lain dan sisanya akan diserap sesuai kebutuhan UNVR.

(ang/ang)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads