PT Cipaganti Cipta Graha (CPGT) berencana menjual 10% saham dengan harga minimum Rp 107 per lembar saham dengan target dana perolehan Rp 38.63 Miliar melalui mekanisme penambahan modal tanpa HMETD (non-preemptive rights). Dana hasil emisi saham akan dialokasikan untuk mendukung struktur modal. Rencana tersebut menunggu persetujuan RUPSLB 30 Oktober. Terra Investment Holding Limited baru saja merealisasikan pembelian saham CPGT sehingga saat ini tercatat memiliki 54.69% saham sehingga harus melakukan tender offer atas seluruh saham publik.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
CTRA – Revisi marketing sales
PT Ciputra Development (CTRA) menurunkan target marketing sales sebesar 8% menjadi Rp 9.2 Triliun pada tahun ini dari rencana semula Rp 10 Triliun. Hingga September 2014. Marketing sales hingga September 2014 mencapai Rp 5.85 Triliun atau 63% dari target tahun ini. Kontribusi terbesar marketing sales berasal dari penjualan Apartemen Citra Garden City.
MAPI – Penjualan Burger King
PT Mitra Adiperkasa (MAPI) akan merealisasikan penjualan Burger King yang dikendalikan anak usahanya, PT Sari Burger Indonesia (SBI) kepada investor Strategis, QSR Indoburger Pte Ltd. MAPI telah menandatangani perjanjian investasi mencakup pengambilan saham baru SBI dan sebagian saham yang saat ini dimiliki MAPI. Manajemen MAPI masih merahasiakan saham SBI yang dialihkan ke QSR beserta nilai transaksinya. MAPI tengah menunggu persetujuan dari Badan Koordinasi Penanaman modal (BKPM).
RAJA – Cari Pinjaman
PT Rukun Raharja (RAJA) menjajaki pinjaman perbankan sebesar US$ 90-120 Juta untuk mendanai enam proyek ekspansi tahun depan, yakni di Jawa Timur, Tanjung Jabung, karawang, Semarang, Bali, dan Balikpapan. Dengan ekspansi tersebut, perseroan berharap dapat mendongkrak pendapatan menjadi US$ 245.74 Juta tahun depan, tumbuh 22.65% dibandingkan tahun ini diperkirakan US$ 200.36 Juta. Tahun ini perseroan menggangarkan belanja modal sebesar US$ 9 Juta, namun tidak terserap karena konstruksi proyek-proyek baru akan mulai dilakukan awal tahun depan, perseroan menggangarkan capex sebesar US$ 40 Juta untuk proyek Jawa Timur dan Jambi.
SIDO – Bisnis balsem
PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul (SIDO) mencoba produk balsem dengan merek Tolak Angin yang akan mulai dipasarkan November 2014. Untuk lokasi produksi, SIDO memanfaatkan pabrik jamu di Semarang, Jawa Tengah dengan luas 38 Ha. Rencananya pabrik tersebut akan memproduksi minyak kayu putih, minyak telon, minyak angin, minyak gosok dan balsem. Target penjualan dan kontribusi pendapatan balsem akan dimasukkan dalam perhitungan tahun 2015.
(ang/ang)











































