Dalam suatu kesempatan, secara tidak sengaja kami katakan pada sebuah media (jelang penutupan sesi 1) bahwa penguatan IHSG selain baru merespon masih positifnya laju bursa saham AS dan Eropa, kemungkinan juga ada hubungannya dengan fasihnya pidato bahasa Inggris Presiden Jokowi di hadapan ratusan delegasi APEC untuk memaparkan potensi investasi di Indonesia.
Tidak hanya itu, good point nya ialah pidato tersebut mendapat sambutan yang semarak dari para peserta. Kami mencoba mengasumsikan bahwa jika memang benar Presiden Jokowi mampu membawa investasi asing tersebut ke dalam ekonomi Indonesia maka nantinya dapat menjadi tambahan bagi pertumbuhan PMA dan dapat berujung pada kenaikan pertumbuhan ekonomi Indonesia yang kami nilai setidaknya dapat sedikit mengimbangi masih melambatnya pertumbuhan dari sisi konsumsi masyarakat dan masih defisitnya nett ekspor impor yang saat ini sebagai pengurang angka pertumbuhan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Adapun asing kembali melakukan nett buy (dari Rp 176,9 miliar menjadi nett buy Rp 934,82 miliar). Banyak saham-saham blue chip yang sebelumnya tertekan kembali diburu pelaku pasar dan berimbas pada terbangnya IHSG.
Berbeda dengan IHSG, laju Rupiah kembali tertekan setelah berada dalam tren penguatannya dalam beberapa hari terakhir. Kembali turunnya Yen setelah pelaku pasar merespon negatif langkah PM Jepang, Shinzo Abe, untuk menunda rencana kenaikan pajak penjualan dan lebih memfokuskan pada pemilu bulan depan. Laju US$ memanfaatkan pelemahan tersebut untuk kembali terapresiasi.
Di sisi lain, melemahnya Taiwan Dollar dan Rubel Rusia terkait kondisi internal masing-masing turut berimbas pada pelemahan sejumlah mata uang emerging market dan terdepresiasinya Rupiah. Laju Rupiah di bawah level support 12.145. Laju Rupiah bergerak seperti yang kami khawatirkan dimana nilainya masih rentan terhadap pembalikan arah. Pelemahan ini dapat memicu pelemahan lanjutan seiring belum adanya berita positif terkait langsung dengan Rupiah. Rp 12.145-12.130 (kurs tengah BI).
Turunnya Yen setelah pelaku pasar merespon langkah pemerintah Jepang membawa berkah bagi Nikkei yang bergerak positif meski rilis consumer confidence-nya kurang baik dan juga merespon kenaikan current account-nya yang dibarengi rilis kinerja emiten yang di atas estimasi. Di sisi lain, laju bursa saham China dan beberapa lainnya kembali melemah setelah merespon masih turunnya harga-harga komoditas yang berimbas pada aksi jual pada saham-saham komoditas.
Masih adanya emiten-emiten yang merilis positif kinerjanya di atas estimasi membuat laju bursa saham Eropa masih berada pada tren kenaikannya. Adapun emiten-emiten yang merilis positif kinerjanya a.l Vodafone Group Plc., Henkel AG., Royal Vopak NV., dan lainnya. Sentimen positif ini setidaknya dapat mengimbangi dan menutupi sentimen negatif yang sedang dialami saham-saham berbasiskan komoditas.
Masih adanya rilis kinerja emiten yang diyakini dapat sesuai dengan ekspektasi memberikan sentimen positif. Akan tetapi, mencermati laju indeks-indeks saham AS yang telah menguat dalam beberapa hari terakhir maka juga menyimpan potensi pembalikan arah. Diharapkan pelaku pasar tidak langsung melakukan aksi profit taking berlebihan dengan memanfaatkan penguatan beberapa hari terakhir yang membuat laju bursa saham AS cenderung melemah..
Pada perdagangan Rabu (12/11) IHSG diperkirakan akan berada pada rentang support 4960-4995 dan resisten 5042-5057. Bullish harami di atas lower bollinger band (LBB ). MACD bergerak turun tipis dengan histogram negatif yang mendatar. RSI, Stochastic, dan William’s %R mencoba berbalik naik. Laju IHSG berada di kisaran target resisten (5000-5048) dan juga sempat berada di bawah target support (4968-4975).
Laju IHSG bergerak seperti yang kami harapkan untuk menguat. Di sisi lain, kembali kami harapkan agar laju kenaikan ini dapat terjaga. Asalkan pelaku pasar tidak langsung memanfaatkan penguatan tersebut untuk profit taking secara masif maka IHSG pun dapat kembali melanjutkan pergerakan positifnya.
(ang/ang)











































