Kiwoom Securities: Indeks Masih di Kisaran Negatif

Kiwoom Securities: Indeks Masih di Kisaran Negatif

- detikFinance
Rabu, 11 Feb 2015 08:42 WIB
Kiwoom Securities: Indeks Masih di Kisaran Negatif
Jakarta - Positifnya Dow Jones dan mixednya bursa regional dapat mempengaruhi arah perdagangan. IHSG terkoreksi namun di tengah masih adanya minat beli asing kemarin. Serta, terbentuknya pola bearish engulfing masih memberi indikasi pelemahan lanjutan. Maka, kami memperkirakan IHSG masih akan berada di kisaran yang negatif hari ini.

 

ABMM – Diversifikasi usaha

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

PT ABM Investama (ABMM) melalui anak usahanya, PT Cipta Kridatama, berencana melakukan diversifikasi usaha ke sektor konstruksi pertambangan nikel dan bahan baku semen. Diversifikasi usaha tersebut untuk meningkatkan pendapatan di luar pertambangan batubara. Pendapatan terbesar ABMM berasal dari bisnis kontraktor batubara dan dalam lima tahun mendatang, ABMM menargetkan kontribusi pendapatan diluar pertambangan batubara mencapai 40%. Selain itu, ABMM juga berencana mendiversifikasi anak usaha di sektor logistik dengan memasuki bisnis angkutan logistik di sektor minyak dan gas.

 

AKRA – Pembangunan 40 SPBU

PT AKR Corporindo (AKRA) mengungkapkan pembangunan 40 SPBU akan selesai pada 1H 2015. AKRA menganggarkan US$ 30 Juta-US$ 35 Juta untuk belanja modal tahun ini. Sebesar US$ 20 Juta-US$ 25 Juta khusus untuk pembangunan SPBU baru. Sementara sisanya untuk pembangunan terminal dan infrastruktur. Tahun lalu AKRA tercatat memiliki 131 unit SPBU sehingga AKRA akan memiliki 171 SPBU. AKRA menargetkan dapat mendorong volume distribusi BBM dengan target volume penjualan BBM antara 15%-20% tahun ini.

 

ASRI – Belanja modal

PT Alam Sutera (ASRI) mengalokasikan dana belanja modal Rp 1.5-2 Triliun tahun ini yang berasal dari kas internal. ASRI membukukan marketing sales sebesar Rp 2.41 Triliun tahun lalu, dibawah target Rp 5 Triliun karena adanya proses negosiasi yang tertunda hingga tahun ini. Sekitar 56% perolehan marketing sales tahun lalu berasal dari penjualan lahan komersial, 40% dari penjualan produk residensial, dan sisanya dari produk lainnya.

 

BSSR – Pembangunan PLTU

PT Baramulti Suksessarana (BSSR) berencana memulai pembangunan PLTU tahun ini dengan kapasitas 10 MW senilai US$ 20 Juta di Kalimantan Timur kendati areal tambang belum berproduksi. BSSR menargetkan kawasan tersebut mulai berproduksi pada pertengahan tahun ini atau pada awal 2016 dimana sebagian produksi batubara dialokasikan untuk memasok kebutuhan PLTU tersebut.

 

DILD – Belanja modal

PT Intiland Development (DILD) mengalokasikan dana belanja modal Rp 2 Triliun tahun ini, naik dari alokasi Rp 1.8 Triliun tahun lalu. DILD menargetkan perolehan marketing sales sebesar Rp 3 Triliun tahun ini, naik dari realisasi Rp 2.54 Triliun tahun lalu. Sekitar 70% hingga 80% dana belanja modal berasal dari kas internal dan sisanya dari pinjaman bank.

(ang/ang)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads