First Asia Capital: IHSG Berpeluang Menguat

First Asia Capital: IHSG Berpeluang Menguat

- detikFinance
Senin, 06 Apr 2015 08:13 WIB
Jakarta - IHSG akhir pekan lalu melanjutkan koreksinya tutup di 5.456,399. Perdagangan akhir pekan lalu sebelum libur panjang relatif sepi didominasi aksi ambil untung. Nilai transaksi di Pasar Reguler hanya mencapai Rp 4,4 triliun di bawah rata-rata harian pekan lalu yang mencapai Rp 5,3 triliun. Aksi ambil untung terutama melanda saham otomotif, perbankan, jasa konstruksi, manufaktur, dan perkebunan.

Sedangkan pembelian selektif mewarnai perdagangan saham tambang batubara dan properti. Kenaikan harga minyak mentah dunia pekan kemarin hingga sempat ke US$ 50/barel dan data manufaktur China yang tumbuh di atas ekspektasi telah memicu aksi spekulasi beli atas saham tambang batu bara.

Sentimen individual terkait pembagian dividen tunai juga turut memicu aksi beli pelaku pasar. Selama sepekan kemarin IHSG kembali melanjutkan tren bullish menguat rata-rata 1,1% dan rupiah turut menguat 0,5% di Rp 13.000 per dolar AS. Saham perbankan, properti, dan perdagangan menjadi motor penguatan IHSG sepekan kemarin. Sentimen pasar yang menggerakkan IHSG pekan kemarin dari eksternal terutama dipicu langkah stimulus lanjutan dari China. Sedangkan dari domestik, sentimen individual seperti respons atas rilis laba 2014 dan pembagian dividen tunai menjadi pendorong utama aksi beli pemodal.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sementara terkait perkembangan pasar global akhir pekan lalu, Wall Street berhasil menguat terbatas, namun dibayangi sentimen data tenaga kerja AS Maret lalu. Indeks DJIA dan S&P masing-masing menguat 0,4% tutup di 17.763,24 dan 2.066,96 akhir pekan lalu. Selama sepekan indeks DJIA dan S&P masing-masing menguat 0,3%. Pergerakan Wall Street akhir pekan lalu dipengaruhi data tenaga kerja AS Maret lalu yang kurang menggembirakan. Angka tenaga kerja di AS Maret lalu hanya bertambah 126 ribu jauh di bawah ekspektasi 246 ribu dan bulan sebelumnya 264 ribu. Ini merupakan penambahan terendah bulanan sejak 2013 lalu dengan tingkat pengangguran di 5,5%.

Memasuki perdagangan awal pekan ini, pergerakan IHSG diperkirakan bervariasi berpeluang menguat, dipicu peluang penguatan lanjutan rupiah atas dolar AS. Namun penguatan akan menghadapi risiko meningkatnya tekanan inflasi menyusul kenaikan kembali harga BBM akhir Maret lalu. Diperkirakan IHSG akan bergerak dengan support di 5.435 dan resisten di 5.490.

(dnl/dnl)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads