Data perdagangan Indonesia Juli lalu yang dirilis BPS kembali menunjukkan penurunan. Ekspor Juli mencapai USD11,41 miliar, turun 15,53% secara bulanan (MoM) dan 19,23% secara tahunan (YoY). Ini merupakan penurunan terburuk sejak Agustus 2012. Sedangkan impor Juli mencapai USD10,07 miliar turun 22,36% (MoM) dan 28,44% (yoy).
Sedangkan dari eksternal, pasar terimbas anjloknya indeks saham China, seperti Shanghai Composite yang anjlok 6% lebih. Sedangkan indeks SET Bangkok anjlok 2,6% menyusul ledakan bom yang menewaskan sejumlah orang dari berbagai bangsa. Penjualan bersih asing kemarin mencapai Rp513,76 miliar. Nilai tukar rupiah atas dolar AS kemarin kembali melemah di Rp13831.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pada perdagangan hari ini, di tengah meningkatnya resiko pasar di emerging market, IHSG diperkirakan rawan terkena koreksi lanjutan. Minimnya sentimen positif sedangkan perkembangan ekonomi baik domestik maupun kawasan emerging market terutama China cenderung memburuk telah memicu tekanan jual di aset beresiko. IHSG diperkirakan bergerak dengan support di 4480 dan resisten di 4560.
(ang/ang)











































