Kiwoom Securities: IHSG Bisa Bergerak Negatif

Kiwoom Securities: IHSG Bisa Bergerak Negatif

Kiwoom Securities - detikFinance
Senin, 19 Okt 2015 08:28 WIB
Kiwoom Securities: IHSG Bisa Bergerak Negatif
Jakarta - Relatif melemahnya bursa regional pagi ini dapat mempengaruhi sentimen. IHSG masih relatif menguat minggu lalu. Namun, adanya pola doji, posisi di dekat resistance serta belum adanya minat beli asing dapat membatasi peluang postif. Maka, kami memperkirakan IHSG akan bergerak di kisaran negatif hari ini.


Makroekonomi - S&P ingatkan risiko default

Standard & Poors (S&P) peringatkan risiko default atas surat utang yang diterbitkan perusahaan-perusahaan di Indonesia dalam 18 bulan kedepan seiring melemahnya kinerja perusahaan akibat perlambatan ekonomi serta depresiasi kurs tukar. Peringatan S&P tersebut diterbitkan setelah PT Trikomsel Oke (TRIO) mengumumkan rencana restrukturisasi atas utang senilai US$ 155 Juta yang diterbitkan di Singapura. Default atas surat utang berdenominasi Dollar Singapura sangat jarang terjadi.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

 

ADHI - Kontrak baru

PT Adhi Karya (ADHI) meraih kontrak baru Rp 10 Triliun pada 3Q 2015. Total nilai tersebut sekitar 53.47% dari total target kontrak baru tahun ini yang ditetapkan Rp 18.7 Triliun. Kontrak baru yang berhasil diraih sebanyak 25.1% berasal dari proyek pemerintah pusat, 16.8% dari proyek pemerintah daerah, 23.5% dari proyek swasta dan 34% dari proyek BUMN. Manajemen ADHI masih optimis dapat mencapai target kontrak baru pada sisa tahun ini.

 

ADRO - Mundur dari lelang proyek PLTU Jawa 7

Manajemen PT Adaro Enegry (ADRO) menyatakan mundur dari lelang proyek pembangunan PLTU Jawa 7 di Banten karena ingin fokus pada proyek perusahaan yang ada. PLTU Jawa 7 berkapasitas 2x1,000 MW dengan nilai investasi mencapai Rp 40 Triliun. Walaupun mundur dari proyek tersebut namun ADRO masih mengincar tender pemasok batubara untuk kebutuhan PLTU Jawa 5 dan Jawa 7. Kedua PLTU tersebut masing-masing akan memiliki kapasitas 2x1,000 MW.

 

BTPN - Kinerja 9M 2015

PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional (BTPN) membukukan penurunan laba bersih 9M 2015 sebesar 3% Yoy menjadi Rp 1.37 Triliun Vs 1.41 Triliun pada 9M 2014 lalu. Pendapatan bunga bersih tercatat naik sebesar 9% menjadi Rp 5.7 Triliun. Posisi CAR pada 9M 2015 tercatat sebesar 23.8% ( 23.58% pada 9M 2014) dengan NPL Gross 0.73% (0.8% pada 9M 2014), ROE 15.45% ( 18.96% pada 9M 2014) dan LDR 96.34% ( 97 .31% pada 9M 2014)

 

EXCL- Belanja modal

PT XL Axiata (EXCL) mengalokasikan belanja modal tahun depan sebesar Rp 6.5-7 Triliun. Mayoritas belanja modal akan dialokasikan untuk pengembangan jaringan 4G long term evolution (LTE). Dana belanja modal akan berasal dari kas internal. Selain itu, perseroan EXCL menandatangani kontrak tiga tahun dengan perusahaan jaringan telekomunikasi asal swedia, Ericsson untuk desain implementasi LTE di Jakarta dan Jawa Barat. Kontrak tersebut termasuk seluruh hardware, software, dan layanan untuk menopang jaringan LTE.

 

NRCA - Kontrak baru

PT Nusa Raya Cipta (NRCA) meraih kontrak baru Rp 2.7 Triliun hingga pertengahan Oktober 2015. Total nilai kontrak baru tersebut sekitar 65.85% dari yang ditargetkan pada tahun ini sebesar Rp 4.1 Triliun. Dalam usaha meraih target tersebut, NRCA akan akan fokus pada pengerjaan konstruksi bangunan komersial.

 

PTBA - Proyek PLTU

PT Tambang Batubara Bukit Asam (PTBA) mulai menyiapkan rencana pengembangan bisnis tahun depan dengan fokus pada tiga proyek PLTU. Salah satunya PLTU Mulut Tambang Peranap (Riau) yang berkapasitas 2x600 MW, proyek tersebut merupakan kerjasama dengan PLN dengan nilai investasi mencapai US$ 1.8 Miliar. Proses studi kelayakan PLTU Peranap telah selesai dan PTBA akan melakukan penandatangan perjanjian jual beli tenaga listrik dan mencari skema pendanaan pada tahun depan. Proyek PLTU yang akan dikerjakan pada tahun depan adalan proyek PLTU Banko Tengah (Sumsel 8) di Sumatera Selatan dengan kapasitas 2x600 MW dan melanjutkan pengembangan PLTU Banjarsari 2x110 MW di Mulut Tambang di Lahat (Sumatera Selatan).

 

PTPP - Kontrak baru

PT Pembangunan Perumahan (PTPP) membukukan kontrak baru senilai Rp 16.96 Triliun hingga 3Q 2015, setara dengan 62.8% dari target kontrak tahun ini sebesar Rp 27 Triliun. PTPP mencatatkan pertumbuhan kontrak baru sebesar 41.3% pada periode 3Q 2015 dibanding periode yang sama tahun lalu. Perseroan menargetkan proyek dari BUMN dapat menyumbang 42% dari target kontrak perseroan, swasta 39% dan sisanya 19% dari proyek pemerintah. Saat ini PTPP tengah mengikuti 20 tender proyek.

 

TRIO - Penurunan rating

Pefindo menurunkan peringkat perusahaan PT Trikomsel Oke (TRIO) dari idBBB (stable outlook) menjadi idBB+ (creditwatch with negative implication) untuk periode 15 Oktober 2015 hingga 15 Januari 2016. Peringkat obligasi wajib konversi I TRIO yang diterbitkan tahun 2012 turun dari idBBB- menjadi idBB. Penurunan peringkat perusahaan dan rating utang disebabkan oleh kenaikan risiko refinancing atas utang jangka pendek seiring perlambatan ekonomi dan depresiasi Rupiah. TRIO berencana melakukan restrukturisasi atas utang senilai US$ 155 Juta dan telah menunjuk FTI Consulting sebagai financial advisor. Surat utang tersebut diterbitkan di Singapura. Pada akhir Juni lalu total utang TRIO mencapai Rp 6.2 Triliun (sekitar US$ 460 Juta).


(ang/ang)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads