ADHI - Belanja modal 2016
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
BBTN - Kinerja 9M 2015
PT Bank Tabungan Negara (BBTN) membukukan kenaikan laba bersih 62% Yoy menjadi Rp 1.2 Triliun Vs Rp 755 Miliar pada 2014 lalu. Pendapatan bunga bersih tercatat naik 24% Yoy menjadi Rp 4.95 Triliun dan laba operasi naik 64% Yoy menjadi Rp 1.71 Triliun. Posisi CAR tercatat sebesar 15.78% pada 9M 2015 (14.33% pada 9M 2014), NPL gross tercatat sebesar 4.50% (4.85% pada 9M 2014), ROE 15.13% (9.66% pada 9M 2014), dan LDR 105.71% (108.54% pada 9M 2014).
BSDE - Tunda peluncuran dua proyek
PT Bumi Serpong Damai (BSDE) berencana menunda peluncuran proyek pada 4Q 2015 karena pertumbuhan ekonomi Indonesia yang belum membaik. BSDE akan menunda peluncuran dua proyek jika permintaan tidak tinggi agar proyek tidak berhenti di kemudian hari. Dua proyek yang ditunda adalah proyek Taman Permata Buana bernama Aerium di Kembangan (Jakarta Barat), berupa kondominium dan kawasan terpadu dengan total investasi Rp 2 Triliun, serta proyek high rise di daerah Tanjung Barat dekat dengan kawasan depok dimana akan dibangun ruang ritel, apartemen, tiga menara hotel dengan total investasi Rp 3 Triliun. Manajemen BSDE mengungkapkan rencana pembatalan peluncuran dua proyek tidak akan mempengaruhi kinerja 2015.
MAIN - Rencana rights issue
PT Malindo Feedmill (MAIN) berencana menerbitkan 447.75 juta lembar saham baru (20% saham) melalui proses rights issue dengan harga penawaran Rp 1,200 per lembar saham. Rasio rights issue ditetapkan sebesar 4:1. Dengan demikian target dana perolehan mencapai Rp 537.3 Miliar dimana sekitar 50% hingga 75% diantaranya dialokasikan untuk pembayaran utang kepada PT Bank Central Asia (BBCA) dan sisanya untuk pembayaran utang kepada PT Bank CIMB Niaga (BNGA). Dragon Amity Pte. Ltd. (DA) selaku pemegang 51.48% saham MAIN akan bertindak sebagai standby buyer. Rencana tersebut menunggu persetujuan RUPSLB 30 Oktober. Apabila berjalan sesuai rencana cum rights ditetapkan pada 6 November.
NISP - Kinerja 9M 2015
PT OCBC NISP (NISP) membukukan kenaikan laba bersih 12% Yoy menjadi 1.05 Triliun Vs Rp 942 Miliar pada 9M 2014 lalu. Pendapatan bunga bersih naik 12% Yoy menjadi Rp 3.11 Triliun dan laba operasi naik 12%Yoy menjadi Rp 1.41 Triliun. Posisi CAR tercatat sebesar 17.28% pada 9M 2015 (19.07% pada 9M 2014), NPL gross tercatat sebesar 1.34% (1.13% pada 9M 2014), ROE 9.14% (9.19% pada 9M 2014), dan LDR 89.72% (83.55% pada 9M 2014).
PTPP - Belanja modal
PT PP (PTPP) mengalokasikan dana belanja modal tahun depan sebesar Rp 2 Triliun, naik dibandingkan belanja modal tahun ini sebesar Rp 1.8 Triliun. Selain itu sumber dana ekspansi perseroan juga akan berasal dari penyertaan modal Negara (PMN) senilai Rp 2.25 Triliun yang akan dicairkan bersamaan dengan right issue yang nilainya mencapai Rp 4.2 Triliun. Tahun depan perseroan akan fokus untuk konstruksi proyek jalan tol dan pembangkit listrik. Jalan tol tersebut adalah Depok-Antasari, Balikpapan-Samarinda, Manado-Bitung, dan Pandaan, sedangkan untuk pembangkit listrik perseroan akan menggerjakan pembangkit listrik tenaga gas (PLTG) berkapasitas 100 MW di Pohuwatu (Gorontalo).
PWON - Akuisisi lahan
PT Pakuwon Jati (PWON) meningkatkan alokasi dana akuisisi menjadi Rp 1 Triliun tahun ini dari alokasi awal Rp 200-300 Miliar. PWON fokus meningkatkan landbank disekitar area eksisting. Hingga saat ini PWON telah merealisasikan dana senilai Rp 450 Miliar untuk pembelian lahan yang berasal dari kas internal. PWON telah mengakuisisi lahan seluas 30 Ha di sekitar proyek perumahan Grand Pakuwon di Surabaya. Pada akhir Juni lalu posisi kas PWON mencapai Rp 2.64 Triliun.
SMRA - Realisasi tiga proyek
PT Summarecon Agung (SMRA) akan mempercepat realisasi peluncuran tiga proyek pada 4Q 2015 untuk mengejar target marketing sales sebesar Rp 4.5 Triliun tahun ini. SMRA akan membangun Summarecon Mall Bekasi seluas 80,000 m². SMRA akan membangun pusat olahraga, ruang pertemuan, dan mall khusus penjualan produk elektronik di Summarecon Serpong. SMRA juga akan membangun kawasan bisnis terpadu (mixed-use) di Summarecon Bandung. Keseluruhan nilai proyek mencapai Rp 2 Triliun.
(ang/ang)











































