Â
Automotive Sector - Kinerja penjualan Oktober
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Â
BMTR - Belanja modal 2016
PT Global Mediacom (BMTR) akan mengurangi ekspansi pada tahun depan dengan menganggarkan belanja modal US$ 20 Juta atau lebih rendah dari US$ 40 Juta pada tahun ini. Penurunan belanja modal dikarenakan tahun depan sudah tidak membangun gedung baru. Pembangunan gedung perkantoran telah menghabiskan 60% investasi BMTR pada tahun ini. Belanja modal BMTR untuk media berbasis iklan dan konden pada tahun depan dan belanja modal ini tidak termasuk media berbasis pelanggan, PT MNC Sky Vision (MSKY) dan PT MNC Kabel Mediakom.
Â
SIDO - Rencana ekspansi
PT Industri Jamu dan Famasi Sido Muncul (SIDO) menganggarkan inevstasi senilai Rp 235 Miliar tahun 2016 untuk membiayai perluasan pabrik produk tolak angin existing di Klepu (Semarang). Perseroan berencana menambah 10 line mesinpabrik yang memproduksi Tolak Angin, diharapkan dengan penambahan tersebut menaikan kapasitasnya hingga dua kali lipat tahun depan. Selain penambahan kapasitas , perseroan mengalokasikan dana senilai Rp 48 Miliar untuk penambahan armada distribusi melalui anak usaha PT Muncul Sekar.
Â
SSIA - Belanja modal 2016
PT Surya Semesta Internusa (SSIA) mengalokasikan belanja modal tahun depan sebesar Rp 1.7 Triliun. SSIA akan menggunakan sebagian besar dana belanja modal untuk mengakuisisi lahan seluas 1,200 Ha yang tersebar di Subang (Jawa Barat) seluas 800 Ha, di Karawang seluas 200 Ha, dan sisanya di daerah Bekasi. Perseroan akan menggunakan kas internal sebesar Rp 1 Triliun untuk memenuhi belanja modal dan sisanya berasal dari eksternal. Sementara itu, SSIA merevisi target laba bersih tahun ini menjadi sebesar Rp 450 Miliar dari sebelumnya sebesar Rp 550 Miliar.
Â
TINS - Ekspansi bisnis non timah
PT Timah (TINS) berencana memperluas cakupan usaha diluar bisnis pertambangan timah tahun depan. Bisnis non-timah hanya berkontribusi 2.33% terhadap pendapatan usaha pada 9M 2015. Beberapa diversifikasi bisnis yang akan dikembangkan adalah bisnis mineral tanah jarang (rare earth) yang dimulai pada tahun 2014 lalu dan masih dalam tahap pengoperasian pabrik percontohan dengan perkiraan produksi 15 ton tanah jarang per tahun. Selain itu TINS juga masuk ke bisnis jasa galangan kapal melalui anak usaha PT Dok dan Perkapalan Air Kantung, Bidang kesehatan melalui Rumah Sakit Bakti Timah. Sementara itu TINS bersama dengan PT Adhi Karya (ADHI) dan PT Wijaya Karya (WIKA) membentuk unit usaha, PT Timah Adhi Wijaya, untuk mengerjakan proyek properti dengan memanfaatkan aset lahan milik TINS.
Â
WTON - Belanja modal
PT Wijaya Karya Beton (WTON) menganggarkan belanja modal sebesar Rp 350 Miliar tahun depan yang akan digunakan untuk revitalisasi mesin. WTON juga berencana mengembangkan kapasitas produksi tiga pabrik lama yang berada di Lampung, Majalengka (Jawa Barat), dan Pasuruan (Jawa Timur). Setelah mengambil Opsi pengembangan pabrik lama, WTON tidak akan membangun pabrik baru pada tahun depan. Saat ini WTON tengah membangun satu mobile plant, suatu(pabrik bergerak yang tidak membutuhkan lahan, dengan target operasional tahun depan dengan biaya investasi sekitar Rp 50-100 Miliar.
(ang/ang)











































