Kiwoom Securities: IHSG Cenderung Menguat

Kiwoom Securities: IHSG Cenderung Menguat

Kiwoom Securities - detikFinance
Rabu, 11 Nov 2015 08:40 WIB
Kiwoom Securities: IHSG Cenderung Menguat
Jakarta - Mixed-nya bursa dunia dapat mempengaruhi arah perdagangan. IHSG masih melanjutkan pergerakan turun kemarin namun dengan membentuk pola inverted hammer yang memberi indikasi awal melambatnya momentum pelemahan. Sehingga, kami memperkirakan IHSG akan bergerak cenderung menguat hari ini.

 

Automotive Sector - Kinerja penjualan Oktober

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Data Gaikindo menunjukkan kinerja penjualan mobil dari pabrikan ke diler (wholesale) bulan Oktober turun 4.8%Mom menjadi 88,581 unit Vs 93,038 unit terjual pada bulan September lalu. Kinerja penjualan mobil dari diler ke konsumen (retail) bulan Oktober turun 1%Mom menjadi 86,917 unit Vs 87,829 unit terjual pada bulan September lalu. Penjualan mobil wholesale sepanjang 10M 2015 turun 18%Yoy menjadi 853,264 unit Vs 1.03 juta unit terjual pada 10M 2014 lalu dengan penjualan mobil retail turun 14.9%Yoy menjadi 846,934 unit pada 10M 2015. Penjualan mobil sedikit terbantu adanya pameran mobil beberapa waktu lalu. Dalam waktu dekat Gaikindo akan mengadakan pameran mobil di Makassar dan Surabaya.

 

BMTR - Belanja modal 2016

PT Global Mediacom (BMTR) akan mengurangi ekspansi pada tahun depan dengan menganggarkan belanja modal US$ 20 Juta atau lebih rendah dari US$ 40 Juta pada tahun ini. Penurunan belanja modal dikarenakan tahun depan sudah tidak membangun gedung baru. Pembangunan gedung perkantoran telah menghabiskan 60% investasi BMTR pada tahun ini. Belanja modal BMTR untuk media berbasis iklan dan konden pada tahun depan dan belanja modal ini tidak termasuk media berbasis pelanggan, PT MNC Sky Vision (MSKY) dan PT MNC Kabel Mediakom.

 

SIDO - Rencana ekspansi

PT Industri Jamu dan Famasi Sido Muncul (SIDO) menganggarkan inevstasi senilai Rp 235 Miliar tahun 2016 untuk membiayai perluasan pabrik produk tolak angin existing di Klepu (Semarang). Perseroan berencana menambah 10 line mesinpabrik yang memproduksi Tolak Angin, diharapkan dengan penambahan tersebut menaikan kapasitasnya hingga dua kali lipat tahun depan. Selain penambahan kapasitas , perseroan mengalokasikan dana senilai Rp 48 Miliar untuk penambahan armada distribusi melalui anak usaha PT Muncul Sekar.

 

SSIA - Belanja modal 2016

PT Surya Semesta Internusa (SSIA) mengalokasikan belanja modal tahun depan sebesar Rp 1.7 Triliun. SSIA akan menggunakan sebagian besar dana belanja modal untuk mengakuisisi lahan seluas 1,200 Ha yang tersebar di Subang (Jawa Barat) seluas 800 Ha, di Karawang seluas 200 Ha, dan sisanya di daerah Bekasi. Perseroan akan menggunakan kas internal sebesar Rp 1 Triliun untuk memenuhi belanja modal dan sisanya berasal dari eksternal. Sementara itu, SSIA merevisi target laba bersih tahun ini menjadi sebesar Rp 450 Miliar dari sebelumnya sebesar Rp 550 Miliar.

 

TINS - Ekspansi bisnis non timah

PT Timah (TINS) berencana memperluas cakupan usaha diluar bisnis pertambangan timah tahun depan. Bisnis non-timah hanya berkontribusi 2.33% terhadap pendapatan usaha pada 9M 2015. Beberapa diversifikasi bisnis yang akan dikembangkan adalah bisnis mineral tanah jarang (rare earth) yang dimulai pada tahun 2014 lalu dan masih dalam tahap pengoperasian pabrik percontohan dengan perkiraan produksi 15 ton tanah jarang per tahun. Selain itu TINS juga masuk ke bisnis jasa galangan kapal melalui anak usaha PT Dok dan Perkapalan Air Kantung, Bidang kesehatan melalui Rumah Sakit Bakti Timah. Sementara itu TINS bersama dengan PT Adhi Karya (ADHI) dan PT Wijaya Karya (WIKA) membentuk unit usaha, PT Timah Adhi Wijaya, untuk mengerjakan proyek properti dengan memanfaatkan aset lahan milik TINS.

 

WTON - Belanja modal

PT Wijaya Karya Beton (WTON) menganggarkan belanja modal sebesar Rp 350 Miliar tahun depan yang akan digunakan untuk revitalisasi mesin. WTON juga berencana mengembangkan kapasitas produksi tiga pabrik lama yang berada di Lampung, Majalengka (Jawa Barat), dan Pasuruan (Jawa Timur). Setelah mengambil Opsi pengembangan pabrik lama, WTON tidak akan membangun pabrik baru pada tahun depan. Saat ini WTON tengah membangun satu mobile plant, suatu(pabrik bergerak yang tidak membutuhkan lahan, dengan target operasional tahun depan dengan biaya investasi sekitar Rp 50-100 Miliar.

(ang/ang)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads