Â
Makroekonomi - Paket kebijakan ekonomi #7
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Â
PTBA - Fasilitas pinjaman
PT Tambang Batubara Bukit Asam (PTBA) akan memulai mencairkan pinjaman senilai US$ 1.2 Miliar dari the Export Import Bank of China (Cexim) pada 1Q 2016. Pinjaman tersebut akan dialoksikan untuk pembangunan PLTU Banko Tengah yang berkapasitas 2x620 MW dengan total investasi senilai US$ 1.59 Miliar. Pembangunan PLTU Banko Tengah akan dibangun secara bertahap dimulai dari 1x620 MW. Dalam proyek PLTU Banko Tengah, PTBAmenjalin kerjasama dengan China Huadian Hongkong Company Ltd dengan masing- masing memiliki saham sebesar 45% dan 55%. Selain itu, PTBA juga tengah menjajaki pembangunan PLTU Peranap di Riau berkapasitas 800 MW hingga 1,200 MW dengan nilai investasi senilai US$ 2.4 Miliar.
Â
SGRO - Perkiraan produksi CPO 2016
PT Sampoerna Agro (SGRO) memperkirakan pertumbuhan produksi tahun depan hanya sekitar 5%Yoy karena efek El Nino. Besaran tersebut lebih rendah dibandingkan target produksi tahun ini sekitar 10% hingga 15%. Hingga 9M 2015, SGRO mencatatkan produksi CPO sebanyak 263,985 ton, naik 7%Yoy dibandingkan 245,573 ton pada 9M 2014 lalu. Realisasi pertumbuhan tersebut masih dibawah target SGRO tahun ini. Manajemen SGRO mengungkapkan El Nino sangat kuat di perkebunan Sumatera Selatan dan kebun SGRO sempat mengalami kekeringan selama empat bulan. Akibatnya, kondisi tersebut akan berdampak negatif terhadap produksi pada tahun 2016 dan 2017.
Â
SMCB - Penjualan Holcim Malaysia
PT Holcim Indonesia (SMCB) menyelesaikan transaksi penjualan Holcim Malaysia Sdn. Bhd. kepada Lafarge Malaysia Berhad pada 16 November lalu. Transaksi tersebut merupakan transaksi afiliasi yang melibatkan perusahaan dengan pemegang saham pengendali, Lafarge Holcim. Nilai transaksi 10.45 juta saham mencapai RM 325.54 Juta atau setara dengan Rp 1.02 Triliun. SMCB akan menerima dana penjualan saham ini dalam mata uang US$. Nilai penjualan Holcim Malaysia sedikit lebih tinggi dibandingkan perhitungan nilai wajar kantor jasa penilai publik senilai RM 320.24 Juta.
Â
SMRA - Rencana ekspansi
PT Summarecon Agung (SMRA) berencana membangun proyek kota terpadu di Makassar (Sulawesi Selatan) diatas lahan seluas 170 Ha. Proyek ini merupakan joint venture dengan group Mutiara Property, dimana perseroan memiliki 51%, sedangkan group Mutiara Property memiliki 49% saham. Rencananya perseroan akan memulai proyek township di Makassar tahun depan. Sementara itu, perseroan akan meluncurkan proyek terbaru, Summarecon Bandung, bulan ini.
(ang/ang)











































