Â
CMNP - Proyek jalan tol sepanjang 350 Km
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Â
ISAT - Fokus pada bisnis digital
PT Indosat (ISAT) merubah identitas diri dari Indosat menjadi Indosat Ooredoo pada tanggal 19 November 2015 dengan fokus memperkuat bisnis digital. Tahun depan, Manajemen ISAT menargetkan jumlah galeri akan bertambah untuk mendukung aktivitas pemasaran dan pelayanan. Hingga akhir tahun 2015, ISAT memastikan memiliki 140 galeri. Selain menambah galeri, manajemen ISAT memastikan tidak akan menjalankan strategi mengeluarkan produk baru pada tahun depan. ISAT akan bertahan dengan produk yang sudah ada dan berencana untuk mengurangi merek produk.
Â
KLBF - Bisnis nutrisi dengan Blackmores
PT Kalbe Farma (KLBF) akan mengembangkan produk vitamin dan suplemen premium dengan bekerjasama perusahaan asal Australia, Blackmores Ltd. KLBF bersama Blackmores melalui anak usahanya masing-masing, PT Sanghiang Perkasa dan Blackmores International Pte Ltd, mendirikan PT Kalbe Blackmores Nutrition dengan porsi kepemilikan sama-sama 50%. Dari sisi investasi, KLBF dan Blackmores akan menginvestasikan antara US$ 8 Juta-US$ 10 Juta. KLBF sedang memproses izin 23 produk dengan merek dagang Blackmores yang dipasarkan di Indonesia ke Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM). Pada tahap awal, KLBF akan memulai dengan melakukan pemasaran produk Blackmores selanjutnya, KLBF akan membangun pabrik untuk produk Blakcmores pada tahun depan. Pabrik dengan kapasitas 1 juta botol per bulan ditargetkan beroperasi tahun 2018.
Â
PTPP - Target 2015
PT Pembangunan Perumahan (PTPP) menurunkan target pendapatan tahun ini dari Rp 19.19 Triliun menjadi Rp 15.6 Triliun akibat penundaan beberapa proyek. Tahun lalu PTPP membukukan pendapatan sebesar Rp 12.47 Triliun. Sementara itu PTPP membukukan perolehan kontrak baru senilai Rp 18.6 Triliun sepanjang 10M 2015, sekitar 68.8% dari target perolehan kontrak baru tahun ini senilai Rp 27 Triliun.
Â
WSKT - Rencana pembangunan LRT di Palembang
PT Waskita Karya (WSKT) tengah menjajaki pinjaman sekitar Rp 2-3 Triliun dari sejumlah bank BUMN. Pinjaman tersebut akan digunakan untuk mendanai konstruksi proyek kereta api ringan (light rail transit/LRT) di Palembang dengan nilai total investasi sebesar Rp 5 Triliun. Perseroan mengharapkan pinjaman tersebut dapat terealisasi pada Februari 2016, seiring jadwal groundbreaking proyek LRT tersebut. LRT di Palembang memiliki panjang 26 Km dengan masa konstruksi selama 2 tahun, atau selesai pada Desember 2017. Dengan adanya kontrak LRT ini, maka kontrak baru perseroan telah mencapai Rp 31 Triliun dari kontrak sebelumnya sebesar Rp 26 Triliun.
(ang/ang)











































