OSO Securities: IHSG Cenderung Menguat Terbatas

OSO Securities: IHSG Cenderung Menguat Terbatas

OSO Securities - detikFinance
Senin, 28 Mar 2016 08:49 WIB
Jakarta - IHSG kembali melanjutkan pelemahannya pada akhir pekan kemarin sebelum libur paskah. IHSG terkoreksi sebesar 0.55% ke level 4,827.08. IHSG kompak melemah bersama bursa Asia lainnya. Mayoritas indeks bergerak melemah dipimpin oleh indeks Agriculture dan mining yang masing-masing turun sebesar 1.96% dan 1.82%. Hanya indeks infrastruktur yang berhasil naik cukup signifikan sebesar 2.17%. Minimnya sentimen positif yang ada membuat pergerakan IHSG kembali tertekan. Namun kedepan IHSG diperkirakan masih akan terus bertumbuh seiring dengan kinerja perbankan yang akan semakin cemerlang pada tahun ini seiring dengan penambahan pendapatan kredit setelah pemerintah memutuskan untuk menurunkan suku bunga menjadi 6.75%. Selain itu dukungan pemerintah untuk pembangunan infrastruktur juga akan menajdi katalis positif untuk saham-saham konstruksi.

Dari bursa Asia, mayoritas indeks saham terkoreksi. Indeks Shanghai terkoreksi1.63% ke level 2,960.97, Indeks ST Times melemah 1.26% ke level 2,847.39 dan indeks Nikkei turun 0.64% ke level 16,892.33. Rilisnya laba industri di China yang berhasil tumbuh sebesar 4.8% atau lebih tinggi dibandingkan periode yang sama tahun 2015 nampaknya tidak mampu menjadi penggerak bursa Asia khususnya China pada akhir penutupan kemarin. Pelaku pasar nampaknya lebih merespon terhadap harga komoditas minyak yang kembali turun dibawah US$ 40 per barrel.

Sementara itu dari Jepang, angka inflasi bulan februari tak kunjung membaik, Consumer Price Index (CPI) Tokyo turun sebesar 0.2%, jauh dari ekspektasi pelaku pasar yang tumbuh sebesar 0.1%. Hingga Meret 2016, CPI inti Tokyo menurun hingga 0.3%. Padahal tahun ini Bank Of Japan menargetkan inflasi sebesar 2%.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Mayoritas indeks utama di bursa Wall Street berhasil ditutup di zona hijau. Indeks Dow Jones menguat 0.08% ke level 17,515.73, indeks Nasdaq naik 0.10% ke level 4773.51, sementara indeks S&P 500 melemah 0.04% ke level 2,035.94 . Kenaikan yang terjadi pada mayoritas indeks utama di bursa Wall Street dipicu oleh kenaikan harga minyak seiring dengan terjadinya penurunan aktivitas pengeboran emas hitam di AS. Namun beberapa data ekonomi AS yang kemarin dirilis, mampu menjadi penahan dalam pergerakan saham di bursa AS, seperti; Pesanan barang tahan lama AS bulan februari yang mengalami penurunan sebesar 1% dari sebelumnya tumbuh 1.2%. Kemudian penambahan data klaim pengangguran AS per 19 maret sebesar 6000 orang menjadi 265.000 dari bulan sebelumnya 259.000 juga ikut menjadi salah satu faktor pemberat bursa AS. Sehari setelah penutupan bursa AS data GDP Growth AS kuartal IV 2015 tercatat tumbuh 1.4%, atau lebih tinggi dari ekspektasi pasar 1%, kenaikan tersebut terjadi seiring dengan naiknya consumer spending dan diperkirakan akan menjadi sentimen positif untuk pergerakan di bursa AS pada awal pekan ini.

Dari bursa Eropa, mayoritas indeks ditutup dalam zona merah. Indeks FTSE 100 melemah 1.49% ke level 6,106.48, indeks DAX turun 1.71% ke level 9,851.35 dan indeks CAC 40 terkoreksi 2.13% ke level 4,329.68. Volume perdagangan akhir pekan kemarin tercatat terendah dalam sebulan terahir. Beberapa investor lebih memilih wait and see hingga keputusan The Fed atas kenaikan suku bunga pada bulan April mendatang. Selain itu, rendahnya keuntungan yang akan didapatkan untuk 600 perusahaan yang tergabung dalam Stoxx 600 juga ikut menjadi katalis negatif pada perdagangan akhir pekan kemarin. Saham Standard Chartered turun 7.8% setelah perbankan Austria dan New Zealand Group Ltd memberikan peringatan atas buruknya hutang yang terjadi karena rendahnya harga komoditas.

Kami perkirakan hari ini IHSG akan bergerak mixed dengan kecenderungan menguat terbatas. Secara teknikal, IHSG sudah menyentuh area middle bollinger bands, indikator stochastic oscilator bearish, RSI melemah, sementara histogram MACD negatif. Kami perkirakan hari ini IHSG akan bergerak pada kisaran 4805-4878.

(ang/ang)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads