WSKT- Pinjaman sindikasi
PT Waskita Karya (WSKT) optimis mendapatkan pinjaman sindikasi pada 3Q 2016 sebesar Rp 4.4 Triliun yang akan digunakan untuk membiyai proyek jalur kereta ringan di Palembang yang diperkirakan membutuhkan investasi sebesar Rp 11.49 Triliun. Bunga pinjaman tersebut ditargetkan dibawah 10% dengan tenor selama tiga tahun dan yang bertindak selaku lead sindikasi adalah PT Bank Negara Indonesia (BBNI). Sementara itu, Perseroan berinisiasi untuk mempercepat tenggat waktu penggerjaan proyek LRT tersebut menjadi Januari 2018 dari perkiraan semula April 2018
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
PT Acset Indonusa (ACSET) membukukan peningkatan pendapatan sebesar 70.9% menjadi Rp 943.7 Miliar, dibandingkan periode sama tahun lalu sebesar Rp 552.31 Miliar. Sedangkan laba bersih meningkat dari Rp 5.48 Miliar menjadi Rp 32.69 Miliar. Peningkatan pendapatan ditopang atas pertumbuhan perolehan kontrak baru segmen struktur sebesar 94.6% dan segmen pondasi sebesar 5.4% hingga 1H 2016. Sampain dengan 1H 2016 perseroan membukukan kontrak baru sebesar Rp 2.4 Triliun atau setara dengan 68% dari target tahun ini sebesar Rp 3.5 Triliun.
TINS- Rencana ekspansi
PT Timah (TINS) mengalokasikan belanja modal sebesar Rp 1 Triliun β Rp 1.2 Triliun untuk mengembangkan proyek property di Cirendeu ( Tangerang Selatan) melalui anak usahanya PT Timah Karya Persada Property. Perseroan akan memulai penjualan kepada konsumen pada Ontober 2016 dan diharapkan dapat menyerahkan beberapa unit dari proyek Cirendeu pada tahun depan. Selain proyek Cirendeu, perseron akan mengembangkan proyek perkantoran di Bekasi, Kelapa Dua dan Iskandarsyah
UNTR- Rencana ekpansi
PT United Tractors (UNTR) bekerjasama dengan Sumitomo Corporation dan Kansai Elektric Power Co Inc untuk mengembangkan proyek listrik Tanjung Jati B unit 5 dan unit 6 di Jepara dengan total kapasitas 2X1000 MW yang membutuhkan investasi sebesar US$ 4 Miliar. Di konsorsium ini UNTR hanya memiliki 25% saham, Sumitomo sebesar 50% dan 25% dikuasai Kansai. Pendanaan proyek ini sebesar 80% atau sekitar US$ 3.2 Miliar berasal dar pinjaman sindikasi bank dan sisanya sebesar 20% akan berasal dari ekuitas masing-masing perseroan. (ang/ang)











































