Sebelum kita membahas tentang potensi pergerakan harga saham hari ini, pagi ini saya ingin membahas secara khusus tentang dampak Right Issue pada harga saham.
Konon, katanya Right Issue bikin harga saham turun. Benarkah?
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Memangnya apa itu Right Issue?
Jika suatu perusahaan membutuhkan dana, perusahaan memiliki dua cara untuk mendapatkannya, yaitu menerbitkan saham atau melakukan peminjaman.
Perusahaan yang sudah menerbitkan sahamnya melalui Initial Public Offering (IPO) atau penawaran umum tetap bisa memperoleh dana melalui penerbitan saham baru. Penerbitan saham baru inilah yang disebut dengan Right Issue.
Jadi, Right Issue merupakan sebuah cara bagi perusahaan untuk mendapatkan dana segar? Ya, benar sekali. Right Issue atau Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD) merupakan hak yang diberikan oleh perusahaan kepada pemegang saham lama.
Maksudnya, investor yang sudah menjadi pemegang saham perusahaan tersebut berhak mendapat penawaran terlebih dahulu untuk memesan saham baru yang diterbitkan oleh perusahaan.
Lalu bagaimana jika hak tersebut tidak digunakan oleh pemegang saham tersebut?
Pemegang saham lama akan terkena efek dilusi atau penurunan persentasi kepemilikan saham (seperti yang saya tulis dalam buku Smar Trader Rich Investor), sehingga kekuatan suara dalam Rapat Umum Pemegang Saham persentasinya juga akan berkurang, bisa jadi sudah bukan menjadi pemegang saham utama. Dan tidak hanya itu, dilusi itu juga akan berpengaruh pada prosentase pembagian dividen.
Siapa yang akan membeli saham baru itu jika pemegang saham lama tidak menggunakan haknya?
Karena sifatnya sebagai hak, artinya boleh digunakan atau tidak digunakan. Jika pemegang saham lama tidak menggunakan haknya, maka hak tersebut akan diambil oleh pemegang saham baru atau biasa disebut standby buyer.
Perolehan dana yang didapatkan oleh perusahaan dengan melakukan penerbitan saham baru, biasanya akan digunakan untuk membayar utang atau untuk mengembangkan usahanya (ekspansi).
Jadi, benarkah aksi right issue ini mengakibatkan harga saham turun?
Perusahaan yang menerbitkan saham baru untuk membayar utangnya biasanya akan menjadi sentimen negatif untuk pelaku pasar karena biasanya harga saham akan mengalami turun.
Turunnya harga saham ini, biasanya dikarenakan oleh faktor dilusi harga saham dan juga alasan dari aksi right issue tersebut.
Namun, sebenarnya, aksi right issue itu tidak selalu negatif. Terutama, jika dana yang didapat dari Right Issue tersebut digunakan untuk pengembangan perusahaan/ekspansi.
Lalu bagaimana dengan perusahaan yang menggunakan dana hasil right issue untuk melakukan pengembangan usaha (ekspansi)?
Ini menjadi sentimen positif bagi perusahaan tersebut, mengapa?
Jika perusahaan melakukan pengembangan dalam usahanya, itu berarti pendapatan perusahaan ke depannya akan mengalami peningkatan. Hal ini yang akan dimanfaatkan oleh pelaku pasar untuk memiliki saham perusahaan tersebut. Karena pemegang saham berhak menikmati laba yang dimiliki perusahaan melalui pembagian dividen.
Sehingga penerbitan saham baru yang dilakukan untuk mengembangkan usahanya akan berdampak baik untuk investor.
Sebagai pelaku pasar kita perlu mencermati aksi korporasi perusahaan yang sedang atau akan dilakukan, karena hal tersebut biasanya akan berdampak pada kinerja maupun harga saham.
Contohnya, saham ADHI ketika right issue pada Oktober 2015 justru malah menguat karena dana hasil Rights Issue tersebut untuk membiayai pembangunan Light Rapid Transportation (LRT).
Pada bulan Oktober mendatang, BABP akan melakukan right issue, dana hasil dari right issue tersebut akan digunakan seluruhnya untuk memperkuat struktur permodalan.
Struktur permodalan yang dimaksud untuk meningkatkan aset produktif antara lain melalui pemberian kredit, penempatan dana dan pembelian surat berharga dengan tetap memperhatikan ketentuan Kewajiban Penyediaan Modal Minimum (KPMM).
Saya melihat alasan BABP melakukan right issue merupakan sentimen positif, dengan pemberian kredit tersebut diharapkan akan menambah penghasilannya sehingga BABP nantinya mencatatkan kinerja yang baik untuk tahun ini dan untuk tahun yang akan datang.
Bagaimana dengan pergerakan harga saham hari ini?
Sebelum saya melanjutkan cerita, dari bursa Amerika setelah kemarin sempat bergerak menghijau pada Rabu waktu setempat Indeks Dow Jones ditutup melemah 37.39 poin (0.20%) pada level 18,495.66 .Sama halnya dengan Indeks S&P yang ditutup pada level 2,175.49 atau mengalami pemahan 6.25 poin (-0.29%) .
Penurunan tersebut disebabkan oleh beberapa faktor, pertama harga minyak dunia WTI kembali mengalami pelemahan sebesar 1.27 poin (-2.97%) ke level US$ 41.50 per barel.
Kedua disebabkan oleh aksi profit taking yang dilakukan oleh investor setelah mengalami penguatan kemarin.
Sedangkan di Indonesia, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup pada level 5.423,95 atau melemah 16,4 poin (-0,31%). Meskipun IHSG melemah, ternyata ada sektor yang menguat tajam hingga 2,18%, yakni sektor pertanian.
IHSG masih akan berjuang untuk menguji resisten terkuatnya di 5.524 dan mulai rawan profit taking.
Saham apa yang potensial hari ini?
Beberapa saham yang potensial hari ini berasal dari sektor CPO seperti yang sudah saya bahas kemarin dan beberapa di sektor properti. Waspadai BSDE jika berada di bawah 2.220, dan CTRA jika berada di bawah 1.500 yang artinya terjadi false break out. (drk/drk)











































