Tekanan Jual IHSG Cukup Besar

Tekanan Jual IHSG Cukup Besar

Ellen May - detikFinance
Jumat, 12 Agu 2016 08:44 WIB
Tekanan Jual IHSG Cukup Besar
Foto: Istimewa
Jakarta - Pagi hari ini, sebelum saya boarding, saya ingin melanjutkan pembahasan mengenai sektor tambang, market dan hal-hal lain yang sempat kita bahas dalam #kopipagi kemarin.

Bursa Amerika bergerak menghijau. Indeks Dow Jones menguat 117.86 poin (+0.64%) pada level 18,613.52 . Begitu juga Indeks S&P yang ditutup pada level 2,185.79 atau menguat 10.30 poin (+0.47%).

Penguatan ini dipicu oleh harga minyak yang kembali menguat pada level US$ 43.16 per barel atau menguat 2.16 poin (5.21%).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Bagaimana dengan bursa Indonesia hari ini?

Seperti yang sudah kita antisipasi sejak awal Agustus 2016 kemarin, bahwa bulan Agustus ini sangat rawan profit taking.

IHSG potensi kembali uji support 5333, 3 hari ini tekanan jual cukup besar meski hanya terkoreksi 0.09 sd 0.35 %, tekanan jual besar nampak dari volume transaksi tinggi.

Pagi hari ini, saya melihat suasana profit taking sangat kental sekali setelah sektor tambang menguat dari bulan Februari. Bahkan tidak hanya pertambangan, namun beberapa saham-saham dari sektor-sektor lain seperti property dan perbankan juga mulai rawan profit taking.

Meskipun tidak menutup kemungkinan untuk sektor pertambangan kembali mengalami pantulan dari area support (rebound), sifatnya untuk trading jangka pendek saja dan tetap waspadai pergerakan trend / ombak yang lebih besar saat ini.

Secara teknis, beberapa saham pertambangan tertahan resisten weekly dan monthly. Siang nanti saya akan kirimkan analisis grafik Dow Jones US Coal Index ke Premium Access.

Bagaimana dengan kondisi fundamental sektor pertambangan?

Di tengah hiruk pikuk dan meriahnya pesta sektor tambang selama beberapa bulan terakhir, prospek batubara kedepan masih belum benar-benar sehat. Meski mulai ada beberapa sentiment positif yang muncul seperti yang saya bahas pada #kopipagi beberapa hari yang lalu, sentimen negatif masih mewarnai untuk sektor ini, yaitu beberapa negara, terutama negara yang dipimpin Amerika sedang berusaha untuk mengurangi ketergantungan akan batubara.

Mengapa demikian?

Hal itu direncanakan oleh Amerika untuk pelestarian lingkungan terutama mengurangi polusi udara dan menghadapi perubahan iklim (global warming).

Selain Amerika, China sebagai negara utama yang memproduksi sekaligus mengkonsumsi pemakaian batubara di dunia, dalam 7 bulan terakhir telah menutup beberapa tambang batu bara dan juga mengurangi produksinya. Hal ini dilakukan untuk mengatasi masalah supply yang berlebihan dan masalah polusi udara.

Ditutupnya tambang batu bara di China ini bisa menjadi sentimen positif buat Indonesia sebagai negara pengekspor batu bara terbesar ke China, sekaligus sentimen negatif jika hal itu disebabkan oleh kondisi perekonomian China yang masih membutuhkan pemulihan.

Jika perekonomian China tidak segera membaik, maka berkurangnya permintaan terhadap batu bara, akan menyebabkan harga batu bara merosot.

Pagi hari ini MSCI juga mengeluarkan Index Review Kuartal Agustus 2016.

Dalam Review Index MSCI saham-saham Indonesia tidak ada dalam daftar tambahan maupun daftar saham yang keluar dari MSCI Global Standard Indexes List, MSCI Small Cap Indexes List, maupun MSCI Micro Cap Indexes List. Sehingga hal ini tidak memiliki sentimen untuk saham Indonesia.

Rekomendasi hari ini: Hari ini (dan beberapa hari ke depan) saya lebih merekomendasikan Anda untuk mengaktifkan sinyal waspada. Beberapa saham potensial datang dari saham lapis 3, key action strategy lengkap saya share di Hot List pagi ini.

Pasti bermanfaat dan salam profit,

Ellen May (ang/ang)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads