7 Days Reverse Repo Rate Angkat Saham Perbankan

7 Days Reverse Repo Rate Angkat Saham Perbankan

Ellen May - detikFinance
Senin, 22 Agu 2016 08:38 WIB
7 Days Reverse Repo Rate Angkat Saham Perbankan
Foto: Istimewa
Jakarta - Bursa Amerika bergerak melemah pada perdagangan Jumat waktu setempat. Indeks Dow Jones ditutup pada level 18.552,57 atau melemah 45,13 (-0,24%). Indeks Nasdaq melemah 3,15 poin (-0,14%) di level 2.183,87. Bursa saham Amerika ditutup melemah hari Jumat dengan saham sektor utilities turun lebih dari 1%. Hal ini dikarenakan investor mencerna komentar hawkish dari pejabat Federal Reserve dan fluktuasi harga minyak mentah.

IHSG pada perdagangan Jumat pekan lalu sempat menguji level 5.470, berusaha untuk mencapai dan menjebol atap sakral 5.524, namun kembali gagal menembus level resisten tersebut. Saat ini IHSG membentuk sebuah pola candle bearish untuk jangka pendek, yang menunjukkan sinyal waspada. IHSG berpotensi kembali menguji suport 5.300 dalam beberapa hari ke depan.

IHSG pekan lalu bergerak dalam range 5.296-5.470, pada Jumat 19 Agustus 2016 ditutup melemah 45,41 poin di level 5.461,04. Dengan sektor yang menjadi pendorong pelemahan terbesarnya adalah sektor Aneka Industri (-2,10%). Satu-satunya sektor yang menguat pada waktu itu adalah sektor perbankan (0,03%) karena investor cenderung menilai positif untuk pemberlakuan suku bunga BI 7 days Repo yang mulai berlaku tanggal 19 Agustus 2016.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Meski demikian, sektor perbankan yang menjadi salah satu sektor penggerak IHSG, cenderung mulai rawan profit taking terutama untuk saham yang berkapitalisasi besar.

Beberapa waktu yang lalu, tepatnya pada Kopipagi 10 Agustus 2016 saya sempat membahas tentang perubahan suku bunga acuan menjadi BI 7 Days Repo dan Bank Indonesia mulai Jumat 19 Agustus 2016 memberlakukan suku bunga BI 7 Days Reverse Repo.

Apa itu BI 7 Days Reverse Repo? Dan bagaimana efeknya terhadap Indonesia?

Perlu Anda ketahui bahwa suku bunga BI 7 Days Reverse Repo Rate ini lebih kecil dibandingkan dengan suku bunga BI Rate. Suku bunga BI Rate 6,25% sedangkan BI 7 Days Reverse Repo Rate ini sebesar 5,25%.

Menurut Bank Indonesia, Instrumen BI 7-Days Reverse Repo Rate sebagai acuan yang baru memiliki hubungan yang lebih kuat ke suku bunga pasar uang, sifatnya transaksional atau diperdagangkan di pasar, dan mendorong pendalaman pasar keuangan. Apa artinya ?

Artinya, BI 7-Days Reverse Repo Rate akan benar-benar mencerminkan transaksi riil di pasar.

Selain mengganti suku bunga acuannya, BI juga akan menjaga batas bawah koridor suku bunga penyediaan dana rupiah kepada perbankan dari BI atau lending facility 75 basis points (bps) dari 7-Days Reverse Repo Rate, dan batas atas suku bunga penempatan dana rupiah oleh perbankan di BI atau deposit facility 75 bps dari 7-Days Reverse Repo Rate.

Dengan penurunan tingkat suku bunga ini juga akan membuat penurunan suku bunga dalam fasilitas pembiayaan (kredit). Hal ini akan memberikan angin segar bagi sektor industri, dan juga sektor lain yang sensitif dengan suku bunga seperti halnya sektor properti dan otomotif.

Namun sayang, bank belum bisa menurunkan suku bunga kredit tersebut karena beberapa faktor.

Apa saja faktor tersebut ?
Faktor pertama, yang menahan bank untuk menurunkan suku bunga kredit adalah adanya naiknya tekanan likuiditas di Pasar Uang Antar Bank (PUAB). Tekanan likuiditas di PUAB terjadi karena masyarakat memindahkan dananya dari bank rekening pribadi ke bank rekening pemerintah untuk membayar uang tebusan amnesti pajak.

Faktor kedua, yang menahan bank untuk menurunkan suku bunga kredit adalah, rasio kredit macet (NPL/Non Performing Loan) perbankan naik di atas 3%.
Apa itu NPL? Akan saya bahas di artikel edukasi berikutnya.

Kedua hal ini menyulitkan bank untuk menurunkan suku bunga kredit karena bank harus menyiapkan cadangan dana lebih besar dengan mempertahankan suku bunga deposito.

Oleh karena itu, BI masih berpeluang menurunkan suku bunga repo tujuh hari untuk menggerakan likuiditas di PUAB.

Jika tingkat suku bunga kredit nantinya juga akan ikut turun, akan terjadi peningkatan minat usaha mikro kecil dan menengah terhadap pembiayaan kredit dan Kredit Perumahan Rakyat. Sehingga akan membuat ekonomi Indonesia semakin segar.

Karena pembiayaan tersebut akan digunakan untuk memperluas usaha, itu artinya akan ada sentimen positif juga bagi sektor infrastruktur, properti, dan sektor industri dasar.

Bagaimana dengan pergerakan saham hari ini ?

Waspadai saham ITMG dan ADRO, yang berpotensi untuk mengalami profit taking lanjutan. Sementara itu, saham INDY dan KRAS, hari ini masih berpotensi untuk melanjutkan penguatan dan melanjutkan trend naik dalam jangka menengahnya. (wdl/wdl)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads