Sektor Pertambangan Bangkit (Lagi?)

Sektor Pertambangan Bangkit (Lagi?)

Ellen May - detikFinance
Kamis, 01 Sep 2016 09:37 WIB
Sektor Pertambangan Bangkit (Lagi?)
Foto: Penulis Artikel Ellen May (Istimewa)
Jakarta - Great Morning,

Seakan menyambut September Ceria, pasar saham kemarin mengalami penguatan. Sebelum Anda membaca kopi pagi di hari pertama pada bulan September ini, saya ingin mengucapkan salam profit untuk Anda yang kemarin sempat membeli saham industri baja.

Saham BAJA kemarin menguat hampir 15% atau telah menguat lebih dari 35% sejak direkomendasikan dalam Premium Access tanggal 24 Agustus 2016. Jangan euphoria, tetap disiplin dengan trading plan Anda!

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Bursa Saham Hari Ini

Bursa Amerika ditutup melemah. Indeks Dow Jones melemah 53,42 poin (-0.29%) di level 18.400,88. Pelemahan ini terjadi masih mendapat sentimen dari data tenaga kerja Amerika yang akan dirilis pada Jumat mendatang. Karena data ini merupakan salah satu indikator yang bisa menentukan apakah ekonomi Amerika bertumbuh dengan baik atau tidak terkait kenaikan suku bunga The Fed.

Sentimen lainnya datang dari harga minyak. Harga minyak ditutup pada level US$ 44,84 per barel atau melemah sebesar 3,21%.

Sedangkan di Indonesia, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup pada level 5.386,08 atau menguat 23,76 poin (+0.44%). Sektor yang menjadi pendorong IHSG adalah sektor pertanian (+1,34%).

IHSG tertahan oleh support 5.370, sebelum menguji level 5.300. Terjadinya teknikal rebound tetap harus diwaspadai. Trading boleh, namun tetap harus lebih waspada saat ini. Saya akan lebih "greedy" ketika terjadi rebound pada bulan Oktober akhir daripada saat ini.

Sektor pertambangan (batu bara, metals) dan beberapa saham properti, sempat turun selama beberapa pekan yang lalu. Namun jika saya lihat, seperti yang pernah saya sampaikan di email/webinar Premium Access sebelumnya, penurunan tidak disertai dengan volume transaksi yang tinggi.

Hal ini mengindikasikan ada peluang terjadinya teknikal rebound. Dan benar, kemarin terjadi teknikal rebound dengan volume transaksi cukup tinggi.

Jika Anda sudah melakukan pembatasan risiko, dan ingin buy back, gunakan trading plan baru seperti yang tertera pada table Hot List (www.ellen-may.com/premiumaccess/hot-list-of-the-day).

RAPBN 2017 turun menjadi Rp 1.737,6 triliun

Di lain sisi, Menteri Keuangan Sri Mulyani dalam sidang Paripurna DPR pada Selasa (30/8/2016) mengatakan, RAPBN tahun anggaran 2017 dirancang lebih realistis sesuai dengan batas-batas kemampuan keuangan negara, yakni tetap bersifat ekspansif dan makin terkendali dengan tingkat defisit sebesar 2,41% terhadap Produk Domestik Bruto (PDB).

Anggaran tahun 2017 akan difokuskan pada program pembangunan infrastruktur dan perlindungan sosial berbasis pengentasan kemiskinan. Pembangunan infrastruktur akan terus dilakukan baik infrastruktur konektivitas, energi dan pertanian dalam mendukung kedaulatan pangan.

Jumlah RAPBN 2017 akan sebesar Rp 1.737,6 triliun. Meski total ini lebih rendah dibanding APBN-P 2016, anggaran Kementerian dan Lembaga (K/L) masih positif. Kemudian, pertumbuhan ekonomi ditargetkan 5,3%, lebih optimistis ketimbang target 2016 yang sebesar 5,2%.

Hal ini menunjukkan bahwa sektor infrastruktur dan sektor lain terkait seperti industri dasar (semen) dan industri baja masih ada peluang untuk menguat.

AUTO REJECTION

Bursa Efek Indonesia (BEI) memutuskan mengembalikan batas bawah penurunan harga saham (auto reject bawah), rencananya bulan September ini, namun belum ditentukan tanggalnya.

Apa itu auto rejection? Bagaimana peraturan selengkapnya? Apa pengaruhnya terhadap pasar modal Indonesia, khususnya IHSG?
Saya ulas selengkapnya dalam bit.ly/autorejection.

Hari ini, saya mencermati saham-saham dari sektor batu bara seperti PTBA, dan juga saham-saham dari industri dasar seperti SMCB.

(drk/drk)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads