Sebelum saya mengulas tentang pergerakan pasar saham kemarin serta pengumuman Badan Pusat Statistik (BPS) mengenai terjadinya deflasi, saya ingin mengucapkan selamat sekali lagi kepada Anda yang sempat membeli saham industri baja pada beberapa hari yang lalu dan masih hold sampai sekarang.
Pada perdagangan kemarin, saham GDST mengalami penguatan lebih dari 30%, disusul dengan saham BAJA yang mengalami penguatan 20%. Selamat ya! Jangan euphoria dan tetap disiplin dengan trading plan Anda.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pergerakan ini masih di pengaruhi oleh rilisnya data tenaga kerja pada Jumat ini.
Di Indonesia, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup melemah 51,53 poin (-0,95%) pada level 5.334,55. Semua sektor mengalami pelemahan, dengan sektor terbesar yang menjadi pemberat IHSG adalah sektor infrastuktur (-1,66%).
Investor asing masih mencatatkan penjualan bersih sebanyak Rp 354,69 miliar. Dengan sektor yang mencatatkan penjualan bersih terbesar adalah sektor properti senilai Rp 141,24 miliar. Saham yang paling banyak dijual oleh investor asing adalah saham PGAS.
BPS mengumumkan tingkat inflasinya berdasarkan Indeks Harga Konsumen (IHK) pada bulan Agustus 2016, terjadi deflasi sebesar 0,02%.
Tingkat inflasi berdasarkan tahun kalender (Januari–Agustus) 2016 sebesar 1,74% dan tingkat inflasi tahun ke tahun (YoY) sebesar 2,79%.
Apa itu inflasi? Apa penyebab terjadinya penurunan angka tersebut? Adakah hubungannya dengan pasar modal?
Selengkapnya Anda bisa cek di bit.ly/tingkatinflasi.
Hari ini saya melihat IHSG, meski ada fluktuasi atau rebound jangka pendek, IHSG masih berpotensi melemah pada September 2016 ini, menguji area support 5.300. Jika breakdown 5.300, akan berpotensi menuju ke 5.150-5.165.
Beberapa saham baja masih berpotensi menguat meski sudah mulai rawan profit taking. (drk/drk)











































