Sektor Energi dan Batu Bara Berpotensi Menguat

Sektor Energi dan Batu Bara Berpotensi Menguat

Ellen May - detikFinance
Rabu, 07 Sep 2016 09:46 WIB
Sektor Energi dan Batu Bara Berpotensi Menguat
Foto: Istimewa (Penulis Artikel Ellen May)
Jakarta - Selamat Pagi,

Bagaimana perdagangan pasar saham hari ini?

Kemarin, bursa Amerika bergerak menghijau. Indeks Dow Jones ditutup pada level 18.538,12 atau menguat 46,16 poin (+0,25%). Penguatan ini masih mendapat sentimen dari data ekonomi Amerika yang mengalami pelemahan sehingga membuat The Fed berpikir ulang untuk menaikkan suku bunganya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Di Indonesia, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan kemarin menguat 15,14 poin (+0,28%) pada level 5.372,10.

Hari ini, IHSG akan bergerak dalam range resisten 5.400 dan support 5.300. Masih berpotensi menguji support 5.300.

Oh ya, tahukah Anda, pada tahun 2016 ini harga minyak sempat menyentuh level terendahnya sejak 13 tahun terakhir akibat membanjirnya produksi minyak.

Untuk menstabilkan harga minyak dunia tersebut, negara produsen minyak terbesar di dunia, yakni Rusia dan Arab menyepakati rencana untuk menstabilkan harga minyak dunia, salah satunya dengan memangkas produksi minyak.

Sejak kesepakatan tersebut diumumkan, pada tanggal 5 September 2016 harga minyak mentah brent langsung menguat 3% ke level US$ 48,11 per barel.

Kesepakatan Rusia bersama anggota negara pengekspor minyak yang tergabung dalam OPEC tersebut dan akankah berdampak bagi Indonesia serta pasar saham di Indonesia?

Simak ulasan selengkapnya di bit.ly/kesepakatanrusiaarab.

Saya melihat sektor energi dan batu bara berpotensi aktif hari ini, perhatikan HRUM, ELSA, ITMG dan saham sektor energi maupun batu bara lainnya.

Tahukah Anda? Tahun 2016 ini harga minyak dunia menyentuh harga terendahnya sejak 13 tahun terakhir. Merosotnya harga minyak ini disebabkan oleh produksi minyak yang membanjir.

Kesepakatan Rusia bersama anggota negara pengekspor minyak yang tergabung dalam OPEC tersebut merupakan momen bersejarah.

Rusia bersedia untuk memangkas produksi minyak dunia dengan pembekuan produksi minyak, termasuk menurunkan produksi bila sangat diperlukan. Pembahasan lebih lanjut mengenai kesepakatan harga minyak dunia, menteri dari kedua negara tersebut akan mengadakan pertemuan lagi pada bulan Oktober dan November 2016 untuk membahas kelanjutan rencana strategis tersebut.

Apa yang terjadi jika produksi minyak akan di turunkan?

Penurunan harga minyak dunia yang terjadi selama ini diakibatkan karena adanya stok minyak yang berlebihan. Sehingga dengan adanya kesepakatan ini diharapkan bisa membuat harga minyak lebih stabil.

Jika harga minyak stabil (karena penurunan supplai tidak diiringi penurunan permintaan), diharapkan perekonomian dunia berjalan membaik.

Lalu apa dampaknya bagi Indonesia?

Indonesia merupakan negara importir minyak, jika harga minyak dunia naik, berarti biaya yang dikeluarkan oleh Indonesia untuk membeli minyak akan bertambah. Ada kemungkinan hal ini menjadi sentimen negatif untuk ekonomi Indonesia.

Namun, jika kesepakatan ini bisa membawa perekonomian dunia lebih baik, tentunya ekonomi Indonesia juga akan terpengaruh perbaikan ekonomi dunia itu.

Apa dampaknya terhadap harga saham di Indonesia? Sektor apa saja yang mendapat pengaruh dari penurunan supplai ini?

Di lain sisi, Indonesia merupakan eksportir berbagai komoditas lainnya, yang harganya sangat bergantung minyak dunia antara lain batu bara.
Batu bara merupakan barang substitusi dari minyak ini. Sehingga ketika harga minyak naik, orang akan memilih menggunakan batu bara ketimbang minyak. Ketika permintaan batu bara meningkat yang tidak di iringi dengan peningkatan produksi batu bara, akan membuat harga batu bara mengalami peningkatan.

Peningkatan harga batu bara secara otomatis akan membuat pendapatan perusahaan penghasil batu bara meningkat.

Saham-saham yang akan berpengaruh terhadap kesepakatan ini adalah saham yang berkaitan dengan sektor batu bara dan energi. (drk/drk)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads