Pelemahan terdalam yaitu sektor aneka industri yang anjlok hingga 2.48%, dengan diikuti oleh sektor pertambangan dan perkebunan yang masing-masing turun sebesar 1.56% dan 1.36%.
Koreksi lanjutan ini terjadi seiring dengan masih memanasnya kondisi perekonomian global seiring dengan semakin dekatnya FOMC meeting yang akan berlangsung pada 20-21 September ini. Selain itu penurunan harga minyak WTI sebelumnya sebesar 3% yang membuat bursa global terkoreksi juga ikut menjadi salah satu faktor pemberat IHSG.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sementara itu, dari dalam negeri pelaku pasar masih fokus terhadap pendapatan negara, seiring dengan realisasi belanja negara yang terus naik. Pelaku pasar khawatir terhadap kekurangan cash flow yang dipicu oleh masih rendahnya realisasi tebusan dari kebijakan pengampunan pajak.
Selain itu pesimisme kementerian keuangan terhadap pencapaian ekonomi tahun ini yang hanya 5.1% atau lebih rendah dari target Bank Indonesia yang bisa berada di atas 5.1% juga menjadi perhatian pelaku pasar terhadap prospek
ekonomi Indonesia.
Dari bursa Asia mayoritas indeks ditutup dalam zona merah. Indeks KLSE dan Nikkei memimpin penurunan pada perdagangan kemarin masing-masing sebesar 0.94% dan 0.64%. Koreksi yang terjadi pada indeks Nikkei seiring dengan kekhawatiran pelaku pasar terhadap keputusan Bank Of Japan yang diperkirakan akan kembali memangkas suku bunga yang saat ini sudah berada dalam teritori negatif (-0.1%).
Selain itu, rilisnya data produksi industri Jepang pada bulan Juli yang turun sebesar -0.4% (MoM) atau -4.2% (YoY), lebih rendah dari ekspektasi pelaku pasar 0.0% (MoM) dan -3.8% (YoY) juga ikut menjadi katalis negatif pada perdagangan kemarin.
Global Market
Dari bursa Wall Street, perdagangan saham semalam bergerak mixed dengan mayoritas indeks ditutup melemah. Indeks Dow Jones turun 0.18% ke level 18,034.77 dan S&P 500 melemah 0.06% ke level 2,125.77.
Sementara Nasdaq berhasil menguat tipis 0.36% ke level 5,173.77. Masih tingginya spekulasi terhadap kenaikan suku bunga The Fed ditengah penurunan harga komoditas minyak yang terus berlanjut, dimana minyak WTI kemarin turun 2.17% ke level USD 43.75 per barrel, masih menjadi pemberat pergerakan saham di Bursa AS.
Adapun rilisnya harga impor AS pada bulan Agustus yang mengalami penurunan sebesar 0.2% atau terendah sejak enam bulan terahir untuk biaya minyak dan makanan ringan, ternyata tidak mampu menjadi penopang untuk Bursa AS rebound.
Sementara itu, mayoritas indeks utama di Bursa Eropa kembali terkoreksi dimana indeks CAC 40 melemah 0.39% ke level 4,370.26 dan DAX turun 0.08% ke level 10,378.40.
Sementara FTSE 100 mencatatkan penguatan 0.12% ke level 6,673.31. Beberapa faktor yang menjadi katalis negatif pada perdagangan saham di Bursa Eropa semalam diantaranya, kembali turunnya harga komoditas minyak dan rilisnya data produksi industri Eropa bulan Juli yang turun sebesar 0.5% lebih rendah dari bulan sebelumnya yang berhasil tumbuh 0.7%.
Prediksi
Kami perkirakan hari ini IHSG akan bergerak mixed dengan potensi technical rebound seiring dengan stochastic oscillator yang berusaha membentuk goldencross. Sementara indikator RSI lemah dan MFI bearish. Kami perkirakan IHSG akan bergerak dikisaran 5105-5197. (drk/drk)











































