Seperti yang sudah kita antisipasi bahwa sektor batu bara masih akan menguat dalam jangka menengah, meskipun dalam jangka pendek sempat terkonsolidasi. Pada perdagangan hari ini, sektor batu bara kembali berpotensi menggeliat, baik secara teknis maupun dari sentimen fundamental.
Sebelum saya ulas tentang sektor batu bara ini, ada Hot News untuk saham BUMI:
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Mendengar berita tersebut, PT Bursa Efek Indonesia (BEI) meminta penjelasan kepada BUMI, mengenai konfirmasi berita yang beredar di media massa.
Dalam surat jawaban dari BUMI hari ini, BUMI mengatakan bahwa berita tersebut bersifat spekulatif (belum tentu benar), berhubung proses PKPU masih berlangsung.
Hal ini dapat berpotensi mengakibatkan fluktuasi liar/panic selling pada saham BUMI/sell on news.
Lalu, bagaimana perdagangan saham hari ini?
Bursa Amerika kembali bergerak melemah, Indeks Dow Jones ditutup di level 18.037,10 atau melemah 105,32 poin (-0,58%). Pelemahan ini merupakan level terendah sejak Juli, pelaku pasar semakin khawatir menjelang pemilihan presiden dan rencana kenaikan suku bunga acuan Federal Reserve serta rilis data pasar tenaga kerja.
Di Indonesia, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup di level 5.416 atau melemah 6,5 poin (-0,135).
Pergerakan IHSG kemarin dipengaruhi oleh data inflasi periode Oktober 2016. Badan Pusat Statistik (BPS) kemarin melaporkan data inflasi periode Oktober 2016 sebesar 0,14% . Laju inflasi kumulatif untuk tahun kalender atau Januari-Oktober 2016 sebesar 2,11 %.
IHSG hari ini masih berpotensi untuk terkonsolidasi, cenderung melemah, uji support 5.350.
Harga Minyak Mentah
Minyak turun mendekati penutupan terendahnya lebih dari sebulan terakhir sebelum rilis data minggu dari pemerintah AS yang diperkirakan akan menunjukkan bertambahnya stok minyak.
Berdasarkan survei Bloomberg sebelum laporan Badan Administrasi Energi AS, pasokan minyak mentah diperkirakan naik sebesar 2 juta barel. Sementara itu, American Petroleum Institute melaporkan pasokan minyak mentah AS diperkirakan akan naik 9,3 juta barel pekan lalu.
Harga minyak telah menurun lebih dari 5,5 % sejak Organisasi Negara Pengekspor Minyak pada Jumat lalu gagal untuk menyepakati kuota negara sebagai bagian dari pelaksanaan perjanjian penurunan produksi kelompok tersebut.
Kemungkinan OPEC mencapai kesepakatan pada pertemuan resmi 30 November mendatang rendah karena berkembangnya perselisihan dalam kelompok, menurut Goldman Sachs Group Inc.
Industri Batu Bara
Seperti yang sudah saya singgung di atas, sektor batu bara kembali berpotensi menggeliat, baik secara teknis maupun dari sentimen positif fundamental.
Pemerintah China telah meminta para perusahaan penambang batu bara terbesar di negara tersebut untuk menutup kontrak suplai 2017 mereka di posisi atau bahkan di bawah level pasar spot saat ini.
Dalam suatu pertemuan darurat yang berlangsung Kamis, seperti dilansir Reuters kemarin (Senin, 31/10/2016), National Development and Reform Commission (NDRC) meminta para penambang untuk mematok harga kontrak suplai jangka panjang 2017, ini merupakan pertemuan ketiga dalam sepekan.
Produksi batu bara China yang terus merosot jadi pendongkrak utama harga batu bara global. Produksi batu bara China anjlok 12% di September 2016.
Sentimen positif untuk sektor batu bara ini bisa membuat harga batu bara alami peningkatan, sedikitnya stok batu bara tidak sebanding dengan permintaan batu bara karena sekarang sudah memasuki musim dingin.
Pada perdagangan Senin, harga batu bara untuk kontrak Maret 2017, kontrak teraktif di bursa Rotterdam, berakhir melejit 3,41% atau 2,60 poin ke US$78,75/metrik ton.
Sector to watch today: coal & energy. (drk/drk)











































