IHSG Siap Breakout, Saham Perbankan Berbunga ​

IHSG Siap Breakout, Saham Perbankan Berbunga ​

Ellen May - detikFinance
Rabu, 09 Nov 2016 09:20 WIB
IHSG Siap Breakout, Saham Perbankan Berbunga ​
Foto: Istimewa
Jakarta - Pagi,

Setelah beberapa hari mengantisipasi rotasi sektoral dari pertambangan menuju ke properti dan banking, meski sempat menguat lagi, sektor batu bara mulai menunjukkan tanda profit taking.

Salam profit buat Anda yang menuai keuntungan dari saham INAF, SMMT, PTRO, LCGP yang masing-masing sudah menguat 42%, 80%, 42%, 58,33% sejak level best price.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menguatnya sektor banking baik saham lapis 2 dan saham blue chips seperti BBRI, BMRI, BBCA akan mendorong IHSG terdongkrak menguat menguji resisten terkuatnya di 5.524.

Demikian pula sektor properti dan kawasan industri, serta sektor konstruksi, saat ini mulai diperhatikan untuk buy on weakness.

Bursa Pagi Ini

Wall Street bergerak positif menanti hasil pemilihan presiden AS yang berlangsung kemarin. Indeks Dow Jones ditutup menguat 0,40% di level 18.332,74. Wall Street berharap Hillary Clinton memenangkan Pemilu kali ini.

Di Indonesia, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) juga bergerak positif kemarin hingga ditutup menguat 1,56% ke level 5.470, ini merupakan resisten kuat IHSG sebelum menuju resisten berikutnya di 5.524. Penguatan Bursa AS pagi ini, saya lihat akan menjadi sentimen positif untuk IHSG hari ini.

Setelah capai target 5.470, hari ini IHSG berpotensi menguat menguji resisten 5.524.

Saham Hari Ini

Meski harga minyak lanjutkan penguatan, sambil menunggu hasil pemilihan presiden AS, saya lihat saham sektor pertambangan terutama sektor batu bara mulai menunjukkan tanda profit taking. Sebaliknya, sektor properti dan konstruksi mulai berpotensi untuk menguat.

OPEC tampak fokus pada tindak lanjut kesepakatan. Pertemuan 30 November mendatang, diharapkan adanya sebuah kemajuan, dan sesuatu mulai membuahkan hasil untuk mendukung pasar.

Industri CPO

Harga minyak kelapa sawit atau CPO diprediksi semakin menguat seiring dengan berkurangnya suplai. Pada penutupan perdagangan Selasa (8/11/2016) harga CPO kontrak Januari 2017 di Bursa Malaysia menguat 54 poin atau 1,94% menjadi 2.843 ringgit (US$675,47) per ton.

Harga sudah menanjak 11,27% sepanjang tahun berjalan (year to date/ ytd) dan level tertinggi baru pada 2016.

Menurut Malaysia Palm Oil Association, produksi CPO bulan lalu turun 3,7% (MoM) menuju 1,65 juta ton. Hal tersebut terutama dipicu merosotnya produksi di wilayah Semenanjung Malaysia yang merosot 5,8% (MoM).

Namun, komoditas yang lebih dari 50%-nya dipakai untuk bahan baku minyak goreng ini mengalami permintaan yang cenderung menurun. Tren gaya hidup yang lebih sehat membuat pasar cenderung beralih kepada minyak nabati lain.

Dari sektor CPO ini, AALI dan LSIP bergerak sesuai skenario yang kita post di Hot List dan sudah capai target jangka pendek untuk profit taking.

Salam Profit,

Ellen May (drk/drk)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads