IPO - PT Prodia Widyahusada
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
MAYA - Rights issue
PT Bank Mayapada Internasional (MAYA) akan menerbitkan maksimum 614.92 juta lembar saham baru Seri B melalui proses rights issue. Harga pelaksanaan ditetapkan Rp 1,630 per saham sehingga MAYA menargetkan dapat meraih dana Rp 1 Triliun. Rasio rights issue adalah 7:1. Seluruh dana yang diperoleh dari rights issue akan digunakan untuk memperkuat struktur permodalan dalam meningkatkan aktiva produktif dalam bentuk kredit. Tanggal cum rights dijadwalkan pada tanggal 15 November.
PTPP - Proyek LRT
PT Pembangunan Perumahan (PTPP) melalui anak usahanya, PT PP Infrastruktur, berencana mengerjakan proyek perdana light rapit transit (LRT) metro kapsul sepanjang 3 Km di Bandung (Jawa Barat) tahun depan dengan nilai investasi sekitar Rp 500 Miliar. Saat ini, proyek tersebut dalam tahap persiapan dengan Pemerintah daerah Bandung dan Ditjen perhubungan darat. Jalur LRT akan dibangun dengan konstruksi melayang (elevated) yang dimulai dari stasiun Bandung. Dikarenakan PTPP yang berinvestasi dalam proyek ini maka proyek ini tidak menggunakan anggaran belanja Pemerintah daerah. PTPP akan mencari skema pendanaan untuk proyek ini. Jika proyek di Bandung dimulai sesuai rencana pada Januari 2017 maka diperkirakan akan beroperasi pada Januari 2018.
WIKA - Proyek di Asia dan Afrika
PT Wijaya Karya (WIKA) menargetkan sejumlah tender proyek konstruksi infrastruktur di Pakistan, Sri Lanka, Filipina, Tanzania, Sierra Leone, dan Namibia pada tahun 2017. WIKA menargetkan perolehan kontrak baru senilai Rp 1.5-2 Triliun dari proyek luar negeri tersebut. Selain memperkuat posisi di lima negara, WIKA terus menjajaki beberapa Negara baru dalam proyek konstruksi infrastruktur. Sejauh ini WIKA telah menggarap proyek konstruksi di Timor Leste, Myanmar, ALjazair, Arab Saudi, dan Sarawak (Malaysia). Hingga saat ini, WIKA telah meraih realisasi kontrak baru dari luar negeri senilai Rp 600 Miliar. WIKA optimis mampu mencapai target Rp 1 Triliun tahun ini. Kontribusi penjualan dari kontrak luar negeri baru sekitar 5%-10%. (ang/ang)











































