Technical Rebound After 'Trump Effect'?

Technical Rebound After 'Trump Effect'?

Ellen May - detikFinance
Selasa, 15 Nov 2016 09:32 WIB
Technical Rebound After Trump Effect?
Foto: Istimewa (Penulis Artikel; Ellen May)
Jakarta - Selamat Pagi,

Setelah mengalami koreksi tajam selama 2 hari perdagangan, IHSG tertahan di area support 5.100 dan hari ini IHSG berpotensi untuk mengalami koreksi terbatas dan besar kemungkinan terjadi technical rebound.

Respons pasar terhadap 'Trump Effect' mulai mereda untuk sesaat, paling tidak sebelum Trump mengeluarkan statement lain yang akan kembali menyulut volatilitas pasar.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sementara itu, secara fundamental, Indonesia mulai bertumbuh dan masuk fase recovery, seperti halnya China.

Beberapa saham yang potensial untuk buy on weakness dan dimanfaatkan pantulan jangka pendeknya adalah saham-saham yang sudah turun tajam beberapa hari ini terutama dari sektor perbankan.

Watch: BBRI, BBTN, KLBF

Bursa Amerika pagi ini kembali bergerak mixed. Indeks Dow Jones ditutup di level 18.868,69 atau menguat 0,11% .

Hal ini seiring dengan langkah investor mengevaluasi prospek pertumbuhan ekonomi AS menyusul terpilihnya Donald Trump sebagai Presiden AS. Investor cukup optimistis karena mereka mulai menerima kondisi dari yang sebelumnya berjalan dengan sangat baik dan mudah ditebak menjadi kondisi yang sama sekali berbeda saat ini. Sehingga investor tetap harus mengawasi perubahan kebijakan yang dilakukannya.

Pelemahan di pasar negara berkembang masih terjadi pada hari Senin, karena investor khawatir suku bunga AS yang lebih tinggi di bawah Presiden Donald Trump akan memicu arus keluar modal dari negara berkembang tersebut.

Mata uang negara berkembang, terbebani oleh ketakutan terhadap uang investor yang tersedot habis oleh suku bunga AS yang lebih tinggi, termasuk di Indonesia.

Selain itu, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kemarin ditutup di level 5.115,74 atau melemah 2,23%. Saya lihat IHSG ada potensi rebound, IHSG hari ini akan bergerak dalam range 5.100-5.300.

Industri Beton Pracetak

Perusahaan betok pracetak sedang mempersiapkan diri menyambut tahun 2017. Sejumlah produsen precast siap menambah kapasitas produksi mereka karena potensi pasar pracetak masih besar mengingat masih gencarnya pemerintah melanjutkan pembangunan infrastruktur.

Salah satunya PT Wika Beton Tbk misalnya yang sedang memproses perizinan pembangunan pabrik berkapasitas 250.000 ton - 300.000 ton per tahun di Subang, Jawa Barat di atas lahan 30 hektare (ha). Pabrik ini rencananya akan menambah kapasitas produksi mereka yang saat ini 2,6 juta ton per tahun.

Selain itu, WTON akan melakukan tambahan kapasitas produksi juga tahun depan melalui pembangunan mobile plant di Sulawesi Utara berkapasitas 100.000 ton per tahun. Ini merupakan pabrik yang dibangun hanya untuk melayani satu proyek saja dan peralatannya bisa dipindahkan jika proyek sudah berakhir.

Sementara jika proyek yang diperoleh perusahaan semakin besar dan kebutuhan pracetak semakin meningkat, WTON juga berencana menambah kapasitas produksi di pabrik yang telah berjalan.

Ada juga anak usaha PTPP yakni PT PP Pracetak juga siap melakukan ekspansi tahun depan. Saat ini, PP Pracetak telah menandatangani kerja sama dengan berbagai perusahaan BUMN dalam pembangunan proyek high rise building seperti dengan Jiwasraya, Jakarta Propertindo, BPJS dan lain-lain.

Selanjutnya ada PT Waskita Beton Precast Tbk yang berencana membangun pabrik di Sumatera bagian Utara dan Kalimantan untuk menjawab kebutuhan pracetak proyek infrastruktur yang sudah diperoleh perusahaan tahun ini.

Hal ini bisa menjadi sentimen positif untuk saham industri pracetak ke depannya, seperti WTON, WSBP, dan lain-lain. (drk/drk)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads