Pagi hari ini, saya ingin berikan beberapa update penting terkait pergerakan US$ dan harga minyak. Menguatnya US$ dengan tren naik, membuat kita harus lebih berhati-hati lagi, terutama pada saham-saham yang sensitif terhadap pergerakan US$ seperti KLBF. Waspadai saham-saham perbankan, kenaikan pekan lalu sifatnya sementara dan rawan profit taking.
Fokus pada saham-saham energi yang terkait pergerakan harga minyak seperti ELSA, MEDC, dan sektor pertambangan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Bursa Amerika bergerak melemah, Indeks Dow Jones ditutup di level 18,867.93 atau melemah 0,19% . Di Indonesia, pada Jumat lalu Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup melemah 22,90 poin atau 0,44 % menjadi 5.170,10. Saat ini IHSG sedang menguji area resisten 5.200.
Saat ini, pasar masih menanti hasil rapat OPEC dan juga kenaikan suku bunga The Fed.
Saham-saham perbankan yang sudah kita buy on weakness pada Senin 14 November 2016, mulai waspadai profit taking jangka pendek, geraknya sangat terkait erat dengan IHSG.
Waspadai pergerakan nilai tukar rupiah vs US$ untuk jangka pendek, dan tren 10 years Bond Yield yang masih cenderung akan naik.
Dolar Menyentuh Rekor Tertinggi
Dolar menguat ke level tertinggi 14 tahun pada Jumat lalu, mendapat sentimen dari optimisme kekuatan perekonomian AS dan ekspektasi kenaikan suku bunga Federal Reserve AS bulan Desember terus meningkatkan permintaan terhadap greenback.
Dalam testimoninya kepada Komite Ekonomi Gabungan Kongres AS, Ketua Fed Janet Yellen mengatakan, konsensus bank sentral dalam pertemuan kebijakan terakhir, kenaikan suku bunga bisa segera dilakukan jika data yang masuk memberikan beberapa bukti lebih lanjut atas kemajuan berkesinambungan menuju tujuan Komite.
Harga Minyak Mentah
Harga minyak menguat pada penutupan perdagangan Jumat. Minyak mentah menguat setelah anggota OPEC, yaitu Aljazair meyakini tercapainya kesepakatan dalam pertemuan dengan Rusia. Menteri Energi Aljazair Noureddine Boutarfa mengatakan optimistis akan tercapai kesepakatan setelah diskusi antara Organisasi Negara Pengekspor Minyak dan Rusia di Doha pada akhir November ini.
Industri Batu Bara
China menerapkan aturan-aturan baru untuk menstimulasi produksi batu bara demi menahan lonjakan harga. China harus menyeimbangkan permintaan untuk pembakaran selama musim dingin dengan upaya untuk menyelesaikan isu polusi.
Komisi nasional China - National Development and Reform Commission (NDRC) β memerintahkan seluruh tambang batu bara yang tunduk pada aturan keamanan produksi, untuk dapat beroperasi selama 330 hari setahun dari sebelumnya hanya 276 hari.
Menurut para Analis dan pedagang, aturan baru tersebut menjadi langkah penting dari Beijing untuk membantu mendorong suplai batu bara.
Awal tahun ini, NDRC menutup pertambangan domestik dalam kampanye untuk mengurangi kelebihan kapasitas, namun langkah tersebut memicu lonjakan pada harga batu bara.
Lonjakan harga batu bara diketahui telah merugikan para konsumen di China serta menumbuhkan kecemasan akan suplai dengan perkiraan kuatnya permintaan selama musim dingin.
Sentimen dari harga minyak maupun harga batu bara saya lihat akan membuat sektor pertambangan akan bergerak fluktuatif sampai adanya kebijakan dari OPEC maupun soal harga batu bara.
Salam Profit,
Ellen May (drk/drk)











































