Why CPO?

Why CPO?

Ellen May - detikFinance
Selasa, 06 Des 2016 09:18 WIB
Why CPO?
Foto: Istimewa (Penulis Artikel; Ellen May)
Jakarta - Pagi,

Sektor komoditas terutama energi akan terimbas positif jika Trump terpilih sebagai Presiden AS.

Bagaimana perdagangan saham hari ini?

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Di awal perdagannya kemarin, Bursa AS mengalami tekanan, hal tersebut terjadi karena mendapat sentimen dari hasil referendum Italia dengan kemenangan pemilih yang menolak perubahan konstitusi, namun sentimen tersebut hanya sesaat mempengaruhi Dow Jones. Indeks Dow Jones ditutup pada akhirnya menguat 0,24%.

Di Indonesia, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kemarin ditutup menguat 0,42% di level 5.268. Saya lihat hari ini IHSG masih berpotensi untuk uji resisten di level 5.300.

Industri CPO

Pengusaha sawit Indonesia memprediksi ekspor CPO ke Uni Eropa berpeluang naik, karena adanya kesepakatan negara-negara produsen minyak yang tergabung dalam The Organization of the Petroleum Exporting Countries (OPEC) untuk memangkas produksi minyak mentah (crude oil/CO). Jika harga minyak mentah naik, tidak hanya biodiesel Indonesia yang terpengaruh. Tahukah Anda, Eropa menggunakan minyak rapeseed untuk biodieselnya.

Jika selisih harga dengan Crude Oil semakin sedikit, Eropa akan serap lebih banyak rapeseed untuk biodiesel, di Eropa kebutuhan biodieselnya sampai 6 juta kiloliter per tahun. Dengan meningkatnya penyerapan rapeseed untuk biodiesel, maka diprediksi volume minyak nabati itu yang masuk ke industri makanan dan minuman akan semakin sedikit.

Apa hubungannya dengan CPO? Biasanya, Eropa akan menyubtitusi kebutuhan minyak nabatinya dengan minyak CPO. Karena Eropa bisa mengimpor lebih banyak CPO.

Watch: LSIP & BWPT

Selain itu, pembatasan produksi minyak yang akan dilakukan OPEC per Januari 2017 juga menjadi sebuah katalis positif terhadap saham-saham sektor energi.

Salam profit,

Ellen May (drk/drk)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads