Setelah ditutup melewati liburan Natal, hari ini IHSG dibuka kembali menjelang libur akhir tahun baru. Bagaimana liburan Anda? Mengawali pembukaan perdagangan pagi ini, semoga Anda semakin segar dan cerah setelah melewati masa liburan beberapa hari kemarin.
Sambil mempersiapkan aktivitas dan trading Anda pagi ini, yuk simak kopipagi hari ini.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Bursa Amerika kembali menguat pada akhir perdagangan Jumat kemarin, di tengah tipisnya volume perdagangan jelang libur Natal.
Indeks Dow Jones menguat 0,01% ke level 19.874, kembali mendekati level 20.000 setelah sempat melemah 2 hari berturut-turut. Dalam sepekan indeks Dow Jones naik 0,5% dan mencetak penguatan mingguan ketujuh, penguatan terpanjang sejak Desember 2014.
Level 20.000 merupakan level resisten kuat yang tidak mudah untuk dilampaui, yang patut untuk diwaspadai untuk pergerakan Indeks Dow Jones.
2. Bursa Indonesia: aksi window dressing belum nampak
IHSG pada perdagangan kemarin ditutup melemah -0,31% ke level 5.027,704. IHSG kembali melemah seperti antisipasi kita mendekati level 5.000-an. Sepanjang pekan ini, IHSG amblas -3,9% sebesar 203,95 poin dari 5.231,65. Koreksi pekan ini menjadi penurunan terdalam sejak awal 2016.
Hingga akhir pekan kemarin, investor asing catatkan net buy hanya senilai Rp 457,63 miliar. Hal ini dikarenakan prediksi akan sepinya perdagangan saham pada sisa empat hari menjelang pergantian tahun ini.
Sejumlah saham-saham lapis kedua yang telah lama tidak ditransaksikan bakal diburu pelaku pasar.
Meningkatnya spekulasi pada saham-saham second liners yang mewarnai transaksi di penghujung tahun tidak hanya dikarenakan sepinya transaksi saham.
Aksi window dressing yang biasanya terjadi pada akhir tahun yang biasa dilakukan oleh manager investasi kakap masih belum nampak terlihat.
Pertumbuhan IHSG sejak awal tahun yang mencapai 9,46% dinilai menjadi pertimbangan minimnya aksi window dressing. Aksi perbaikan portofolio di akhir tahun itu biasanya dilakukan bila imbal hasil saham masih negatif atau kurang dari 5% year-to-date.
3. Teropong 2017: pasar saham semakin liar & pilihan sektor 2017
Pada awal tahun depan, Donald J. Trump akan dilantik sebagai presiden Amerika Serikat. Diperkirakan, bahwa hubungan ekonomi Amerika-China terancam masuk zona bahaya setelah Presiden Amerika terpilih Donald Trump akan mengambil pendekatan keras terhadap China.
Negeri Paman Sam itu diduga akan memutuskan hubungan kerja sama ekonomi dengan China pada era Trump.
Volatilitas di Lantai Bursa Global Diperkirakan akan Meningkat
Dari dalam negeri sendiri, fundamental ekonomi Indonesia mulai recovery pada area positif. Lembaga pemeringkat global, Fitch Ratings telah meningkatkan outlook Indonesia menjadi positif dari sebelumnya stabil dengan menegaskan rating BBB-. Namun, Standard & Poor's masih belum memberikan peringkat investment grade pada Indonesia.
Jadi bagaimana tahun 2017 nanti? Saham dari sektor apa yang sebaiknya dihindari, dan mana yang wajib diburu? Meskipun report mengenai Trump Effect saya rislis pada November 2016, namun isinya masih sangat penting untuk Anda gunakan sebagai petunjuk trading dan investasi tahun 2017 nanti.
4. Sentimen positif sektor energi dan minyak
Hingga penutupan perdagangan Jumat kemarin, harga minyak WTI kontrak Februari 2017 berada di posisi US$ 53,02 per barel, naik 0,07 poin atau 0,13%.
Sementara minyak Brent kontrak Februari 2017 bertengger di US$ 55,21 per barel, meningkat 1,19 poin atau 2,2%. Pasar bergembira karena OPEC berjanji mengurangi suplai dan persediaan.
Sentimen ini menyebabkan pasar minyak lebih seimbang pada 2017. Hal ini disebabkan beberapa hal, antara lain:
Dalam rapat OPEC di Wina, Austria, pada 30 November, OPEC memutuskan pemangkasan produksi sebesar 1,2 juta barel per hari menjadi 32,5 juta barel per hari mulai awal 2017. Pasar menyambut baik rencana ini sehingga melejitkan harga.
Selanjutnya pada 10 Desember, anggota OPEC dan negara produsen minyak non anggota mencapai kesepakatan menahan suplai untuk pertama kalinya sejak 2001. Pengurangan produksi ini bertujuan mengendalikan kelebihan pasokan di pasar sekaligus menstabilkan harga minyak.
Sementara itu, pada Jumat kemarin, nilai tukar rupiah dibuka menguat tipis 0,02% atau 3 poin ke level Rp 13.466 per dolar Amerika pada perdagangan Jumat , kemudian ditutup menguat 17 poin atau 0,13% ke level Rp 13.452 per dolar Amerika.
Bagaimana analisis lengkap mengenai arah harga minyak? Akankah penguatan rupiah ini, menjadi ujung tombak untuk kembali menguatnya IHSG? Bagaimana perdagangan hari ini?
5. Bursa hari ini: potensi teknikal rebound jangka pendek
Hari ini pun IHSG masih akan menguji support krusial 5.000. Apabila support tersebut berhasil ditembus, maka IHSG akan lanjutkan trend turun. Saya melihat hari ini ada potensi teknikal rebound pada IHSG. Setelah menguji support 5.000, IHSG potensi teknikal rebound dengan target teknikal rebound jangka pendek di area 5.100-5.150.
Mirip dengan IHSG, saya melihan pula ada potensi teknikal rebound pada beberapa saham blue chips/saham berkapitalisasi besar seperti halnya BBRI, UNVR, AKRA, yang berpotensi untuk mengalami pantulan jangka pendek dan bisa dimanfaatkan untuk swing trading.
Selain itu, saya juga mencermati beberapa saham second liners dari berbagai sektor seperti halnya BJBR yang sudah menguat 81% sejak direkomendasikan di level 1750.
Salam profit,
Ellen May (drk/drk)