Di tengah pelemahan yang terjadi sektor perkebunan berhasil ditutup dengan naik signifikan sebesar 1,70%. Beberapa saham yang menjadi penggerak indeks pada perdagangan kemarin di antaranya : ICBP, TLKM, BNGA, TBIG dan BIPI.
Sementara itu, pelaku pasar asing kemarin masih mencatatkan net buy senilai Rp 31,2 miliar. Dari domestik, kemarin Bank Indonesia (BI) melaporkan cadangan devisa Indonesia bulan Desember meningkat US$ 4,9 miliar menjadi US$ 116,4 miliar. Sementara, pada November 2016, posisi cadangan devisa tercatat US$ 111,5 miliar. Peningkatan cadangan devisa pada bulan Desember salah satunya disebabkan oleh penerbitan global bond pemerintah US$ 3,5 miliar pada bulan Desember dan masuknya dana repatriasi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sementara itu dari bursa Asia, mayoritas indeks ditutup pada teritori positif. Indeks Shanghai dari bursa Jepang ditutup menguat 0,54% ke level 3.171,24. Sementara itu indeks hangseng naik 0,25% ke level 22.558,69. Cadangan devisa China pada bulan Desember turun US$ 41,08 miliar menjadi US$ 3,01 triliun atau mencapai level terendahnya sejak 2011. Jumlah tersebut masih berada di atas ambang batas toleransi Dana Moneter Internasional (IMF) sebesar US$ 2,8 triliun yang menjadi batas rasio kecukupan modal.
Jika cadangan devisa China kembali menurun pada tahun ini dan berada di bawah US$ 2,8 triliun, maka kepercayaan investor akan berkurang signifikan dan membuat yuan kembali anjlok. Turunnya cadangan devisa China pada bulan Desember dikarenakan PBOC terus menyediakan dana untuk menjaga keseimbangan yuan di pasar valuta asing seiring dengan penguatan dolar AS yang terus berlanjut.
Akhir perdagangan semalam indeks utama bursa Wall Street ditutup mixed, indeks Dow Jones terkoreksi 0,38% ke level 19.887,38, S&P 500 melemah 0,35% ke level 2.268,90. Koreksi yang terjadi pada bursa AS seiring dengan masih wait and see-nya pelaku pasar seiring dengan penantian laba kuartal empat dan pelantikan presiden terpilih Donald Trump pada 20 Januari 2017.
Selain itu, anjloknya sektor keuangan dan energi juga turut menjadi pemberat indeks. Sektor energi pada S&P turun sebesar 1,5% seiring dengan anjloknya harga minyak dikarenakan munculnya kekhawatiran pelaku pasar terhandap peningkatan ekspor Irak dan naiknya produksi minyak AS seiring dengan meningkatnya aktivitas rig dari jumat lalu. Sementara indeks Nasdaq berhasil menguat 0,19% ke level 5.531,82, didorong oleh naiknya sektor kesehatan.
Sementara itu, dari bursa Eropa mayoritas indek ditutup melemah. Indeks DAX tuurn 0,30% ke level 11.564, CAC 40 melemah 0,45% ke level 4.888. Pelemahan yang terjadi pada mayoritas indeks Eropa seiring dengan anjoknya saham perbankan di tengah kenaikan saham di sektor teknologi laut. Sementara itu indeks FTSE 100 berhasil ditutup naik 0,38% ke level 7.328 di tengah pelemahan pound. Pound turun pada posisi terendah dalam dua bulan setelah Perdana Menteri Inggris Theresa Maey mengatakan bahwa Inggris akan kembali mengulang hubungan perdagangan dengan Uni Eropa setelah Brexit.
Kami perkirakan hari ini IHSG akan bergerak mixed dengan kecenderungan melemah terbatas. Secara teknikal, indikator stochastic oscillator sudah membentuk deadcross pada area overbought, selain itu RSI bearish dengan histogram MACD negatif. Kami perkirakan IHSG akan bergerak di kisaran 5.295-5.389. (wdl/wdl)











































