Suku bunga yang paling rendah pernah berada di level 5,75% pada Februari 2012, namun sejak April 2016, melalui BI 7-day repo rate, suku bunga sudah turun menjadi 4,75% sejak Oktober hingga saat ini.
Suku bunga acuan ini tentunya menjadi dasar bagi penetapan suku bunga lainnya di Indonesia termasuk dalam menentukan bunga kredit maupun yield surat utang yang diterbitkan oleh pemerintah maupun oleh korporasi. Kalau suku bunga acuan rendah, maka bunga kredit dari perbankan dan yield obligasi juga bakal ikut turun, meski terkadang penurunan itu tidak langsung terjadi dan dengan besaran yang berbeda.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Sepanjang tahun ini kita masih akan melihat risiko dari pergerakan suku bunga The Fed, yang nantinya akan berpengaruh pada tingkat volatilitas dolar, namun hal ini sudah diperkirakan oleh pasar dan investor," kata Fakhrul.
"Emiten harusnya jeli melihat kesempatan ini, sebab 2017, adalah tahun terakhir suku bunga rendah, dan tahun depan tren suku bunga sudah akan naik," ungkap Fakhrul
Sejak tahun lalu, meski kondisi perekonomian belum pulih sepenuhnya, beberapa emiten memberanikan diri untuk mencari pendanaan dengan menerbitkan surat utang atau menerbitkan saham perdana di pasar modal karena pendanaan tidak bisa sepenuhnya mengandalkan kredit perbankan.
Tahun lalu Bahana Securities menjadi salah satu underwriter yang berhasil mengantarkan beberapa emiten untuk menerbitkan surat utang, di antaranya ada 26 transaksi penawaran umum berkelanjutan, masing-masing 2 transaksi penerbitan surat utang jangka menengah dan sukuk, serta ada 3 transaksi penerbitan surat utang global.
Atas transaksi terbesar yang berhasil dibantu oleh Bahana yakni untuk penerbitan senior bonds Bank Rakyat Indonesia sebesar Rp 4,65 triliun, Bahana mendapatkan penghargaan sebagai Best Local Currency Bond dari The Asset Triple A Country Awards 2016. Ini menjadi bukti nyata, dalam kondisi pasar yang masih diliputi ketidakpastian, Bahana mampu melihat peluang yang pas bagi BRI untuk bisa menerbitkan surat utang dengan yield yang pantas.
Tahun ini, Bahana melihat beberapa emiten mau tak mau harus mencari pendanaan di pasar karena adanya kebutuhan untuk menambah modal untuk mendukung ekspansi usaha atau untuk membayar surat utang yang sudah akan jatuh tempo pada tahun ini. Bahana memperkirakan jumlah emiten yang akan menerbitkan surat utang pada tahun ini, akan lebih ramai dibandingkan tahun lalu.
Bila tahun lalu, rata-rata selisih suku bunga surat utang korporasi dengan rating idAAA tenor 1 tahun sekitar 92 basis points (bps) di atas yield surat utang pemerintah, untuk surat utang tenor 3 tahun, sekitar 115 bps di atas yield SUN 3 tahun, dan rata-rata yield surat utang tenor 5 tahun sekitar 145 bps di atas SUN 5 tahun serta surat utang korporasi tenor 10 tahun, sekitar 196 bps di atas SUN 10 tahun. Maka tahun ini Bahana meyakini selisihnya akan cenderung stabil atau mengecil karena trend penurunan suku bunga dan berlanjutnya perbaikan ekonomi. (wdl/wdl)