BBKP - Rencana emisi obligasi
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
BJTM - Kinerja FY 2016
PT BPD Jawa Timur (BJTM) membukukan kenaikan laba bersih FY 2016 sebesar 74.5%Yoy menjadi Rp 1.54 Triliun Vs Rp 884.5 Miliar pada FY 2015. Naiknya kinerja didukung oleh kenaikan pendapatan bunga bersih sebesar 11.2%Yoy menjadi Rp 3.46 Triliun tahun lalu. BJTM membukukan kenaikan laba operasional sebesar 21.1%Yoy menjadi Rp 1.46 Triliun pada FY 2016. Posisi CAR BJTM tercatat sebesar 23.86% pada akhir 2016 (21.22% pada 2015) dengan NPL Gross 4.77% (4.29% pada 2015), ROE 17.82% (16.11% pada 2015), dan LDR 90.48% (82.92% pada 2015).
CITA - Target pendapatan
PT Cita Mineral Investindo (CITA) menargetkan pendapatan tahun ini mencapai US$ 99.5 Juta. Sepanjang tahun lalu perseroan menjual seluruh produksinya kepada perusahaan patunganya, PT Well Harvest Alumina Refinery (WHW). Untuk mencapai target pendapatan tersebut perseroan berharap hingga akhir tahun ini smelter WHW dapat mencapai kapasitas penuh atau sebanyak satu juta ton smelter grade alumina (SGA) per tahun. Apabila smelter mencapai kapasitas penuh maka CITA dapat menjual bauksit sebanyak 3.5 juta MT.
MAYA - Perubahan pemegang saham pengendali
Cathay Life Insurance Co Ltd, anak usaha Cathay Financial Holding Co Ltd, resmi menjadi pemegang saham pengendali PT Bank Mayapada Internasional (MAYA). Hasil RUPS MAYA pada tanggal 13 Januari 2017 menyetujui perubahan pemegang saham dengan Cathay Life Insurance mengendalikan 40% saham sedangkan PT Mayapada Karunia memiliki 26.42% saham. Manajemen MAYA mengungkapkan masuknya Cathay Life sebagai pemegang saham pengendali akan memperkuat permodalan perusahaan. Sementara itu MAYA juga berencana rights issue senilai Rp 1 Triliun dan sisanya Rp 1 Triliun melalui penerbitan obligasi. Realisasi rights issue dan penerbitan obligasi akan dilakukan pada 1H 2017 atau 2H 2017 tergantung dari kondisi ekonomi. Sementara itu Chairman Grup Mayapada, Dato Sri Tahir mengaku telah membeli saham PT Bank Permata (BNLI) sejak November 2016 dan Grup Mayapada sedang berencana peluang bernegosiasi dengan Standard Chartered Bank dan Grup Astra untuk membeli saham BNLI.
PPRO - Penurunan peringkat
Pefindo melakukan revisi atas prospek (outlook) PT PP Properti (PPRO) dari stabil menjadi negatif untuk mengantisipasi pelemahan struktur modal dan proteksi arus kas seiring naiknya utang perusahaan. Peringkat PPRO bertahan pada level idA- yang berlaku hingga Maret 2017. Total utang PPRO pada 9M 2016 mencapai Rp 1.22 Triliun, naik 92%Yoy, namun pendapatan PPRO hanya naik 3.6%Yoy menjadi Rp 1.55 Triliun. Sebagai akibatnya rasio utang terhadap EBITDA naik menjadi 5x (disetahunkan) pada 9M 2016 lalu dibandingkan dengan 3.3x pada akhir 2015.
SMBR - Belanja modal
PT Semen Baturaja (SMBR) menganggarkan belanja modal Rp 617.8 Miliar, lebih rendah dibandingkan alokasi Rp 2.3 Triliun tahun lalu karena pembangunan pabrik Semen Baturaja II di Sumatera Selatan hampir selesai dan diperkirakan beroperasi pada Juni 2017. Sumber dana belanja modal berasal dari kas internal dan pinjaman bank. SMBR akan menggunakan dana belanja modal Rp 375.09 Miliar untuk penyelesaian pabrik Baturaja II, anggaran senilai Rp 157.90 Miliar untuk pengembangan, dan Rp 84.82 Miliar untuk investasi rutin. Untuk membangun pabrik semen Baturaja II, SMBR telah menginvestasikan total Rp 3.3 Triliun dengan pabrik berpasitas 1.85 juta ton per tahun sehingga total kapasitas produksi SMBR akan menjadi 3.85 juta ton.
(ang/ang)











































