Sri Mulyani Effect, Akankah IHSG Menguat?

Sri Mulyani Effect, Akankah IHSG Menguat?

Ellen May - detikFinance
Senin, 16 Jan 2017 08:46 WIB
Sri Mulyani Effect, Akankah IHSG Menguat?
Pengamat Saham Ellen May (Foto: Istimewa)
Jakarta - Morning. Pada hari Senin ini, workshop Super Performance Trader day 3 akan diselenggarakan di gedung Bursa Efek Indonesia.

Sambil saya mempersiapkan diri untuk pelatihan hari ini, saya akan bahas beberapa hal menarik mengenai Sri Mulyani Effect.

Jika Amerika memiliki Donald Trump dengan fenomenal Trump Effectnya yang mampu mengangkat dollar hingga ke puncaknya, Indonesia punya Sri Mulyani yang memberikan dampak positif pada laju rupiah.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sebelum kita bahas mengenai Sri Mulyani Effect, mari kita review terlebih dahulu IHSG pada penutupan pekan kemarin.

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan Jumat ditutup melemah 0,37% ke level 5,272.98 mendekati supportnya di 5270.

Sementara itu, Dow Jones kembali menjauh dari level 20.000, dengan pelemahan sebesar 0,32% ke level 19.181 masih menunggu laporan keuangan emiten kuartel keempat serta kepastian kebijakan Trump.

Saya lihat IHSG masih akan bergerak mixed dengan range antara 5230 - 5300, jika berhasil tertahan di support, maka IHSG berpotensi mengalami percepatan trend menuju resistance terdekatnya di 5340.

Kembalinya Sri Mulyani Dorong Capital Inflow
Kembalinya ibu Sri Mulyani masuk pada kabinet Indonesia mendorong aliran dana masuk dari investor asing dan mendongkrak Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). Sontak kehadiran Sri Mulyani memberikan efek yang luar biasa bagi dunia usaha dan investasi. Sri Mulyani effect nampaknya memang dibutuhkan ketika indikator ekonomi masih jatuh bahkan setelah 12 paket kebijakan diluncurkan.

Reshuffle Kabinet yang dilakukan kedua kalinya oleh Presiden Jokowi, dinilai akan mempercepat pertumbuhan ekonomi Indonesia, terutama kembalinya Sri Mulyani sebagai Menteri Keuangan.

Dengan pengalaman di World Bank selama 6 tahun sebagai Managing Director dan sebelumnya terbukti berhasil melakukan reformasi birokrasi di tubuh Kementerian Keuangan, namanya jelas diharap-harap kembali masuk ke kabinet. Namun, kita mesti melihat secara jeli tantangan ekonomi saat ini jauh lebih besar ketimbang Sri Mulyani effect.

Sri Mulyani Effect
Sama halnya dengan Trump Effect, Sri Mulyani Effect juga memberikan tren positif bagi rupiah. Seperti Donald Trump yang tidak diduga akan memenangkan pemilu presiden di Amerika. Kembalinya Sri Mulyani juga menjadi kejutan bagi pasar keuangan di Indonesia, pasalnya beliau telah menjabat sebagai direktur di world bank dan namanya sering disebut masuk ke dalam kabinet Jokowi, namun masih belum bersedia.

Lalu, apa yang menyebabkan pasar begitu euphoria dengan kembalinya Sri Mulyani hingga menyebabkan Sri Mulyani effect?

Ada tiga faktor penyebab kembalinya Mulyani sebagai Menkeu disambut oleh pasar. Pertama, Sri Mulyani dinilai sudah cukup berpengalaman dalam menjabat sebagai Menkeu. Pada saat menjabat, ia relatif berhasil membawa Indonesia keluar dalam krisis kredit macet hipotek perumahaan (subprime mortgage) pada tahun 2008-2009.

Alasan berikutnya, jaringan (network) Sri Mulyani yang diperoleh selama enam tahun menjabat sebagai Managing Director dan Chief Operating Officers Bank Dunia merupakan nilai tambah.

Menurutnya, di tengah kondisi perekonomian global yang diwarnai gejolak dan ketidakpastian, dibutuhkan kerjasama antar negara di dunia internasional.

Terakhir, jaringan Sri Mulyani juga diharapkan sanggup menarik investor untuk mendukung pembangunan infastruktur domestik. Firmanzah juga menilai sosok Sri Mulyani dapat mendukung kesuksesan program pengampunan pajak (tax amnesty). Ini mengingat, wanita berkaca mata ini memiliki kepercayaan pasar (market trust) yang dapat digunakan untuk mendorong wajib pajak memanfaatkan program tax amnesty.

Lalu, bagaimana Sri Mulyani Effect ini mempengaruhi IHSG?
Seperti yang kita ketahui, Sri Mulyani Effect merupakan fenomena yang terjadi karena pasar yang menyambut kembalinya Sri Mulyani kembali menjabat sebagi Menteri Keuangan di Indonesia. Memang hal tersebut telah berlangsung lama, tapi efek dari kembalinya Sri Mulyani sebagai menteri keuangan masih terus terlihat hingga saat ini. Seperti terus terjaganya kekuatan nilai rupiah yang terus menguat melihat kecenderungan dollar yang terus melemah setelah konferensi pers Trump beberapa hari kemarin.

Sri Mulyani yang menjaga nilai rupiah ini, juga tentunya memberikan efek positif bagi IHSG. Dengan terjaganya sektor financial dan nilai kurs rupiah membuat beberapa saham perbankan seperti BBRI, BBNI, BBTN dan saham-saham perbankan lainnya masih mengalami berpotensi mengalami kenaikan. (ang/ang)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads