Sementara sektor properti mengalami pelemahan terdalam dengan turun 0.60%. Beberapa saham yang menjadi penggerak indeks pada perdagangan kemarin yaitu: BUMI, BBRI, BMRI, MYRX. Pelaku pasar asing mencatatkan net sell senilai Rp 184.5 miliar. Dari dalam negeri, kemarin Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan nilai eskpor Indonesia sepanjang Desember 2016 mencapai US$13,77 miliar, meningkat 2% dibandingkan bulan sebelumnya sebesar US$ 13,5 miliar.
Peningkatan tersebut disebabkan oleh kenaikan ekspor migas menjadi US$ 1.23 miliar dari sebelumnya US$ 1.1 miliar yang dikarenakan adanya kenaikan volume sebesar 9.75% dan diikuti oleh membaiknya harga minyak mentah Indonesia menjadi US$ 51.09 per barel dari sebelumnya US$ 43.25 per barrel.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
IMF memproyeksikan pertumbuhan ekonomi tahun ini hanya akan mencapai 4,9%. Perkiraan itu turun dari laporan WEO Oktober 2016, di mana pada tahun ini petumbuhan ekonomi kawasan Asean 5 diproyeksikan tumbuh 5,1%.
Revisi penurunan tersebut disumbang oleh Indonesia yang dipekirakan investasi swastanya akan tumbuh lebih rendah dari proyeksi awal dan Thailand yang berpotensi mengalami pelambatan dari sisi konsumsi dan pariwisata.
Berbeda halnya dengan Bank Dunia yang mengatakan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun ini akan mencapai 5,3% dan berlanjut menjadi 5,5% secara berturut-turut pada 2018 dan 2019.
Indeks Bursa AS tidak diperdagangkan kemarin (16/01), seiring dengan "Martin Luther King Day". Dolar AS menguar terhadap sejumlah mata uang kecuali yen.
Kami perkirakan hari ini IHSG akan bergerak mixed dengan kecederungan menguat terbatas. Secara teknikal, indikator stochastic oscillator bearish diikuti oleh histogram MACD negatif, Sementara RSI kuat. Kami perkirakan IHSG akan bergerak di kisaran 5,256-5,310. (ang/ang)











































