Kiwoom Securities: IHSG Cenderung Turun

Kiwoom Securities: IHSG Cenderung Turun

Kiwoom Securities - detikFinance
Selasa, 31 Jan 2017 08:33 WIB
Jakarta - Melemahnya Dow Jones dan bursa dunia dapat kembali memberikan tekanan. IHSG masih berada di kisaran negatif setelah gagal mencoba resistancenya kemarin. Namun, posisi pada level psikologis 5,300 dapat menahan peluang pelemahan. Maka, kami memperkirakan IHSG masih akan bergerak cenderung turun pada hari ini.



Construction Sector - Lelang ruas tol

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) berencana melakukan lelang 3 ruas tol pada 1H 2017. Ketiga ruas yang akan dilelang adalah ruas tol Probolinggo-Banyuwangi (170.4 Km) senilai Rp 18.4 Triliun, ruas Semarang-Demak sepanjang (24Km) senilai Rp 2.96 Triliun, dan akses priok (22.8Km) senilai Rp 6.27 Triliun. Konsorsium PT Jasa Marga (JSMR), PT Waskita Toll Road (WTR), dan PT Brantas Abipraya serta konsorsium PT Pembangunan Perumahan (PTPP) dikabarkan berminat mengerjakan ruas tol Probolinggo-Banyuwangi. Untuk ruas Semarang-Demak konsorsium JSMR dan WTR akan bersaing dengan konsorsium PT Pembangunan Perumahan (PTPP) dan PT Wijaya Karya (WIKA). Untuk akses priok BPJT akan melakukan lelang untuk mencari operator seiring progres konstruksi telah mencapai 98% penyelesaian.



ANTM- Produksi dan Penjualan feronikel

PT Aneka Tambang (ANTM) membukukan peningkatan volume produksi feronikel menuju level tertinggi sebanyak 17,211 ton nikel (Tni) sepanjang 2016 dan pertumbuhan penjualan juga mencapai level tertinggi menjadi 20,888 Tni. Perseroan mencatatkan kenaikan volumeferonikel sebesar 18% dari 17,211 Tni pada 2015 menjadi 20,293 akhir tahun lalu. Sedangkan volume penjualan feronikel perseroan tumbuh sebesar 12% dari posisi 18,643 Tni menjadi 20,888. Peningkatan volume produksi dan penjualan feronikel didukung selesainya seluruh paket proyek perluasaan pabrik feronikel Pomalaa (P3FP) serta perbaikan trafo pabrik FeNi II. Pencapaian produksi dan penjualan feronikel pada 2016 merupakan landasan yang solid bagi perseroan untuk melanjutkan ekspansi komoditas hilir nikel.



DOID - Kinerja operasional

PT Delta Dunia Makmur (DOID) membukukan kinerja pengangkutan pengupasan tanah (overburden removal) sebesar 299.8 juta bank cubic meter (bcm) pada tahun lalu, naik sekitar 10% dibandingkan jumlah overburden sepanjang tahun 2015 sebesar 272.3 juta bcm. Produksi batubara DOID mencapai 35.1 juta ton tahun lalu atau naik 5.7% dibandingkan tahun 2015 sebesar 33.2 juta ton. Manajemen DOID mengungkapkan Kinerja produksi sepanjang tahun 2016 diatas target perusahaan sebesar 270 juta bcm. Tahun ini DOID masih menargetkan beberapa kontrak baru jasa pertambangan.



DSNG - Produksi terkena dampak El Nino

PT Dharma Satya Nusantara (DSNG) membukukan penurunan produksi tandan buah segar (TBS) sebesar 27%Yoy menjadi 1.92 juta ton dibandingkan realisasi produksi tahun sebelumnya. Produksi TBS pada 4Q 2016 naik 83% sebesar 378,945 ton dibanding kuartal sebelumnya namun kenaikan di 4Q 2016 tidak mampu mengompensasi dampak El Nino di periode sebelumnya. Sejalan dengan produksi TBS, produksi crude palm oil (CPO) DSNG sepanjang tahun 2016 turun sekitar 23%Yoy menjadi 311,952 ton dan volume penjualan CPO turun 15%Yoy menjadi 348,391 ton. DSNG membukukan kenaikan rata-rata harga penjualan CPO sebesar 10%Yoy menjadi Rp 7.54 juta per ton tahun lalu sehingga DSNG meraih penjualan CPO senilai Rp 2.63 Triliun, naik 22% dibandingkan penjualan sepanjang 2015.



PPRO - Belanja modal

PT PP Properti (PPRO) menganggarkan belanja modal senilai Rp 1.9 Triliun atau naik 59.66% dibandingkan belanja modal tahun lalu senilai Rp 1.19 Triliun. Belanja modal tersebut akan digunakan PPRO untuk mendanai sejumlah proyek baru ataupun melanjutkan proyek-proyek yang sudah berjalan. Belanja modal juga digunakan untuk membeli lahan baru dab sisanya untuk pembangunan hotel dan mal, modal kerja, serta refinancing utang. Dana belanja modal berasal dari kas internal serta penerbitan saham baru melalui proses rights issue dengan target perolehan dana senilai Rp 1.5 Triliun. Sekitar 70% dana hasil rights issue dialokasikan untuk belanja modal, 20% untuk modal kerja, dan sisanya untuk refinancing utang. (ang/ang)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads