3 Sentimen untuk Saham Sektor Logam

3 Sentimen untuk Saham Sektor Logam

Ellen May - detikFinance
Rabu, 22 Mar 2017 10:50 WIB
3 Sentimen untuk Saham Sektor Logam
Foto: Istimewa
Jakarta - Kenaikan suku bunga The Fed kemarin membuat harga-harga komoditas di sektor logam tersebut mulai bergerak naik. Apa faktor penyebab kenaikan komoditi logam tersebut? Lalu, saham apa saja yang terkena dampaknya?

Sementara itu, di bursa Indonesia IHSG berhasil kembali ke zona hijau. IHSG ditutup menguat dengan penguatan sebesar 0,16% di level 5,543.09. Hal ini didorong oleh capital inflow yang masih terus mengalir dari asing yang sudah berlangsung selama 11 hari terakhir. Asing tercatat melakukan net buy sebesar Rp 392,51 miliar.

Pada hari ini, Dow Jones turun cukup signifikan hingga 1,14% ke level 20,668.01, pelemahan ini juga turut diikuti oleh EIDO yang melemah hingga 1,17% ke level 25,41.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Melihat hal itu, saya lihat IHSG hari ini berpotensi untuk beristirahat dulu alias mengalami penurunan / koreksi sehat yang bersifat sementara.

Sebagai salah satu negeri yang memiliki pertambangan logam terbesar di dunia, Indonesia pun berniat untuk meningkatkan industri logamnya. Peningkatan tersebut dilakukan mulai dari dari sektor hulu sampai hilir agar bisa saling bersinergi dalam mendongkrak pertumbuhan ekonomi nasional.

Pada tahun 2016 kemarin, industri logam sudah tumbuh sebesar 9,79 persen atau di atas pertumbuhan ekonomi nasional yang mencapai 5,05 persen.

Tingginya pertumbuhan industri logam tersebut tentunya diakibatkan oleh kenaikan harga logam di London Mental Exchange (LME). Berikut ulasannya.

Penyebab Harga Logam Kompak Menguat

Harga logam kompak menguat seiring dengan proyeksi meningkatnya permintaan China menjelang kenaikan produksi industri setelah berakhirnya musim dingin. Hal ini diakibatkan oleh mulai kembali aktifnya pembangunan di negeri China sehingga membutuhkan lebih banyak bahan baku logam.

Berdasarkan data Bank Dunia, Negeri Panda merupakan pusat pengolahan dan konsumsi logam industri terbesar di dunia, seperti aluminium, tembaga, nikel, timbal, timah, dan seng.

JP Morgan dalam risetnya akhir pekan lalu memaparkan, kenaikan harga logam didukung oleh proyeksi pertumbuhan global yang mencapai 2,9% pada 2017. Angka ini di atas pertumbuhan dalam 5 tahun terakhir, sehingga meningkatkan optimisme dari sisi permintaan. Data Purchasing Managers Index (PMI) global juga mencapai level tertinggi dalam 3 tahun terakhir.

Lalu, faktor apa saja yang menyebabkan kenaikan harga logam tersebut? Ini dia 3 faktor penopang harga logam:
- Penerimaan pasar terhadap kenaikan suku bunga The Fed
- Naiknya The Fed diperlukan untuk mendukung pendanaan mega proyek Presiden Amerika Serikat Donald Trump, yang tentunya akan meningkatkan permintaan terhadap logam
- Kebijakan China mengurangi 50% aktivitas penambangan
- Kebijakan ini dilakukan untuk memulihkan harga komoditas dan mendongkrak pendapatan perusahaan tambang di China dengan tujuan untuk memulihkan ekonomi negara tersebut
- Masih adanya gangguan pasokan di sejumlah tambang di Cile, Indonesia, dan Filipina

Melihat kenaikan harga logam tersebut, tentunya akan memiliki efek positif terhadap beberapa saham yang berhubungan dengan industri logam, seperti NIKL, INCO dan TINS. (ang/ang)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads