ASRI - Proyek GWK
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
ITMG - Belanja modal
PT Indo Tambangraya Megah (ITMG) menganggarkan belanja modal senilai US$ 60.3 Juta tahun ini, naik dari alokasi tahun lalu sebesar US$ 22 Juta. Manajemen ITMG mengungkapkan nilai belanja modal senilai US$ 22.2 Juta akan digunakan untuk membangun infrastruktur anak usaha, PT Trubaindo Coal Mining. Sisanya diberikan kepada PT Indominco Mandiri senilai US$ 10.6 Juta, PT Bharindo Ekatama senilai US$ 6.6 Juta dan PT Tambang Raya Usaha Tama senilai US$ 20.1 Juta. ITMG akan meningkatkan jalan angkut batubara dan memperluas area penumpukan batubara.
JRPT - Kinerja FY 2017
PT Jaya Real Property (JRPT) membukukan kenaikan laba bersih sebesar 15.7%Yoy menjadi Rp 1.01 Triliun tahun lalu Vs Rp 872.94 Miliar pada tahun 2015. Naiknya kinerja didukung kenaikan pendapatan sebesar 10.7%Yoy menjadi Rp 2.38 Triliun tahun lalu. Laba operasi JRPT naik 16.7%Yoy pada FY 2016.
KRAS - Target pendapatan
PT Krakatau Steel (KRAS) menargetkan pendapatan tahun ini naik menjadi US$ 1.99 Miliar dibandingkan realisasi tahun lalu sebesar US$ 1.34 Miliar. Target pendapatan tersebut didukung oleh ekspektasi kenaikan volume penjualan baja sekitar 28% menjadi 2.86 juta ton tahun ini, dibandingkan realisasi tahun lalu sebesar 2.86 juta ton. KRAS telah menjalin kerjasama dengan sejumlah BUMN untuk menaikan penjualan baja, antara lain dengan menjalin kerjasama dengan PT PLN untuk menggerjakan pembangunan transmisi 46,000 Km. Perseroan juga menjalin kerjasama dengan PT Jasa Marga dan PT Waskita Karya untuk memasok kebutuhan baja pembangunan tol Jakarta-Cikampek II (elevated), dan Juga bekerjasama dengan PT Semen Indonesia (SMGR) untuk pengolahan granulated slag sebagai bahan membuat semen.
MTLA - Kinerja FY 2017
PT Metropolitan Land (MTLA) membukukan kenaikan laba bersih sebesar 26.6%Yoy menjadi Rp 271.34 Miliar tahun lalu Vs Rp 214.27 Miliar pada tahun 2015 kendati hanya membukukan kenaikan pendapatan sebesar 5%Yoy menjadi Rp 1.14 Triliun tahun lalu. Efisiensi biaya mendorong kenaikan laba kotor sebesar 9.2%Yoy menjadi Rp 721.21 Miliar pada FY 2016.
SMRA - Kinerja FY 2016
PT Summarecon Agung (SMRA) membukukan penurunan laba bersih sebesar 64%Yoy menjadi Rp 311.66 Miliar VS Rp 855.18 Miliar pada periode sama tahun lalu. Turunnya kinerja diakibatkan penurunan pendapatan usaha sebesar 4%Yoy menjadi Rp 5.39 Triliun pada 2016 lalu. Laba operasi tercatat turun sebesar 21%Yoy menjadi Rp 1.4 Triliun pada 2016. (ang/ang)











































