Pada perdagangan terakhir, IHSG ditutup melemah sebesar -0,77% di level 5,653.01. Situasi politik Indonesia yang sedang ricuh, serta perlambatan ekonomi di China, membuat para investor mengambil langkah profit taking. Sementara itu, Dow Jones mengalami penurunan sebesar 0,11% ke level 20,919.42, dengan pergerakan EIDO yang berhasil menguat 0,15% ke level 26,67.
Di era serba teknologi modern ini, perusahaan-perusahaan lebih memilih untuk memasarkan produknya melalui media digital. Apalagi mengingat momen-momen tahunan seperti lebaran dan bulan puasa yang akan datang sebentar lagi, perusahaan-perusahaan consumer goods dan ritel biasanya paling gencar melakukan promosi melalui media ini.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Berdasarkan data Nielsen, persentase penggunaan media digital sebagai alat promosi semakin naik setiap tahunnya. Seperti misalnya pada tahun 2015 kemarin, perusahaan yang menggunakan media digital dan konvensional tercatat 40% dan 60%. Sekarang, angka tersebut malah menjadi terbalik, dengan jumlah pemakaian di media digital sebanyak 60% dan konvensional 40%.
Sebenarnya apa yang menyebabkan hal itu? Ada 2 hal utama yang menyebabkan perubahan itu, antara lain:
1. Kondisi geografis Indonesia yang berupa kepulauan, sehingga memerlukan media digital untuk menjangkau seluruh kawasan
2. Biaya yang diperlukan untuk menggunakan media digital lebih murah dibanding konvensional
Selain itu, menurut Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) jumlah pengguna internet di Indonesia saat ini sudah mencapai angka 132,7 juta. Hal tersebut juga membuat Menteri Komunikasi dan Informasi (Kominfo) memperkirakan bahwa nilai ekonomi dari pasar digita itu sendiri akan bisa mencapai US$ 130 miliar, atau setara dengan 11% dari total PDB Indonesia.
Hal ini pula yang menyebabkan saham-saham multi media masih cukup potensial untuk saat ini, seperti BMTR dan MNCN.
Salam profit,
Ellen May (ang/ang)











































