Kecenderungan para pelaku pasar kembali memegang USD dikarenakan pernyataan Commerce Departement US tentang pertumbuhan GDP US sebesar 1.2% lebih tinggi dibandingkan estimasi.
Sterling anjlok ke 1.2813 pagi ini setelah poling pra election menunjukan kemenangan partai konservatif dibandingkan partai buruh. Hal ini membuat investor khawatir mengenai kekuatan Theresa May dalam menangani Brexit.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Rupiah dibuka di angka 13295-13315 sementara itu closing di 13290 pada 26 mei lalu. Senior Deputy Gubernus Bank Indonesia Mirza Adityaswara menyebutkan bahwa pertumbuhan ekonomi sebesar 5.4% tahun ini dinilai terlalu agresif.
Beliau menilai pertumbuhan sebesar 5.1%-5.2% masih dinilai cukup memungkinkan. Minggu ini pemerintah Indonesia akan merilis data inflasi yoy prediksi 4.3% vs 4.17% di bulan april. (ang/ang)











































