Adapun saham yang menjadi penggerak indeks diantaranya: BBRI, BMRI, HMSP, TLKM dan BBCA.
Penurunan yang terjadi pada indeks dikarenakan kekhawatiran para pelaku pasar terhadap ketidakstabilan pergerakan Rupiah.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain itu, penurunan pada saham HMSP sebesar -5.44% turut menjadi pemberat indeks mengingat HMSP memiliki market kapitalisasi terbesar kedua di BEI.
HMSP melaporkan laba bersih yang dibawah ekspektasi pasar. Pelaku pasar asing membukukan aksi jual bersih (netsell) sebesar Rp 1,3 triliun.
Nilai tukar rupiah terapresiasi sebesar 0.22% ke level Rp 13,891. Global Market Sementara itu indeks utama bursa Wall Street kompak ditutup dalam teritori positif pada perdagangan semalam.
Indeks Dow Jones naik 0.99% ke level 24,322.34, S&P menguat 1.04% ke level 2,666.94, dan Nasdaq terangkat 1.64% ke level 7,118.68.
Penguatan terjadi seiring dengan reboundnya saham-saham teknologi serta didukung oleh rilisnya laporan keuangan dari beberapa perusahaan yang berada di atas ekspektasi pasar.
Beberapa data ekonomi yang rilis semalam diantaranya: initial jobless claims per 21 April mencatatkan penurunan menjadi 209 ribu dari sebelumnya sebanyak 233 ribu, serta Kansas Manudacturing index bulan APril di level 33 jauh lebih tinggi dibandingkan sebelumnya yang di level 20.
IHSG ditutup anjlok sebesar 2.8% ke level 5,909. IHSG sudah menyentuh support harmonic pada fibonacci retracement di rasio 161,8% dengan indikator Stochastic berada di area oversold dan MACD histogram bergerak negatif serta volume meningkat tipis.
Kami perkirakan IHSG teknikal rebound dengan pergerakan di kisaran 5,840-6,035. (dna/dna)











































