Penguatan yang terjadi pada indeks mengikuti mayoritas pergerakan bursa saham global yang ditutup menguat. Hal ini seiring dengan hasil baik dari pertemuan antara presiden AS dan China akhir pekan lalu, dimana Trump dan Xi-Jinping sepakat untuk tidak menambah tarif impor terhadap negara dalam 90 hari mendatang.
Selain itu rilisnya data Inflasi bulan November 2018 sebesar 0,27% atau masih terkendali dari target pemerintah juga turut mempengaruhi pergerakan IHSG. Pelaku pasar asing membukukan aksi jual bersih (netsell) sebesar Rp 776 miliar. Nilai tukar rupiah terapresiasi sebesar 0,41% ke level 14,244.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: Menguat Seharian, IHSG Parkir di Level 6.118 |
Sementara itu, Indeks utama bursa saham AS kompak ditutup dalam teritori positif pada perdagangan kemarin. Indeks Dow Jones naik 1,13%, S&P menguat 1,09% dan Nasdaq terangkat 1,51%. Sentimen positif kembali berasal dari pertemuan G20 di Argentina. China dan AS saat ini sedang kembali memikirkan penurunan pajak apa yang harus dilakukan untuk meredakan perang diantara keduanya.
Adapun Presiden Trump dalam Twitter menyebutkan bahwa China telah menyepakati untuk memotong pajak untuk mobil-mobil sehingga hal ini direspon pelaku pasar dengan kenaikan saham-saham di sektor otomotif.
Selain itu, OPEC merencanakan pertemuan di pekan ini untuk melakukan pembicaraan atas pasokan minyak mentah yang kemudian mendorong harga komoditas minyak naik cukup signifikan.
IHSG ditutup menguat sebesar 1.03% ke level 6,118. IHSG ditutup candle bearish dengan indikator Stochastic kembali bullish, MACD histogram bergerak positif dengan volume turun. Kami perkirakan IHSG melanjutkan penguatan dengan pergerakan di kisaran 6.158-6.212. (ara/ara)











































