Market Research

Masuk Musim Bagi Dividen, IHSG Berpotensi Naik

Artha Sekuritas - detikFinance
Senin, 04 Apr 2022 08:20 WIB
Foto: Agung Pambudhy
Jakarta -

Pekan lalu IHSG ditutup menguat. IHSG ditutup di level 7,078.76 (+0.10%). IHSG ditutup menguat tipis setelah sempat bergerak melemah sepanjang hari didorong bursa saham global yang juga melemah akibat ketegangan Rusia-Ukraina yang semakin memanas meskipun sempat membicarakan perjanjian damai sebelumnya.

Bursa Amerika Serikat ditutup Menguat. Dow Jones ditutup 34,818.27 (+0.29%), NASDAQ ditutup 14,261.50 (+0.29%), S&P 500 ditutup 4,545.86 (+0.34%). Bursa saham Wall Street menguat jelang akhir pekan. Laporan pekerjaan bulanan menunjukkan pasar tenaga kerja yang kuat dan kemungkinan akan menjaga Federal Reserve di jalurnya untuk mempertahankan sikap kebijakan hawkishnya. Sektor defensif seperti real estat, utilitas, dan kebutuhan pokok konsumen adalah sektor dengan kinerja terbaik dengan kenaikan masing-masing lebih dari 1%. Data lain pada hari Jumat menunjukkan aktivitas manufaktur AS secara tak terduga melambat pada bulan Maret, meskipun tetap kuat di wilayah ekspansi. Rantai pasokan yang ketat terus memberikan tekanan pada harga barang baku.

IHSG diprediksi Menguat

Resistance 2 : 7,131

Resistance 1 : 7,104

Support 1 : 7,045

Support 2 : 7,013

IHSG diprediksi menguat. Secara teknikal candlestick membentuk higher high dan higher low mengindikasikan trend penguatan masih akan berlanjut didorong oleh musim rilis kinerja keuangan emiten serta pembagian dividen oleh beberapa emiten. Investor juga akan mencermati perkembangan dari negosiasi damai Rusia-Ukraina. Dari data ekonomi akan minim sentiment

News Compilation

SCMA 280 (-4.10%) BUKUKAN PERTUMBUHAN KINERJA DI 2021

TPMA 364 (-0.54%) ANAK USAHA RAIH KREDIT US$ 51 JUTA

BSDE 1,000 (-1.96%) MENAWARKAN SUKUK DAN OBLIGASI DENGNA BUNGA 7.75%

GGRP 745 (-0.66%) GENJOT KAPASITAS PRODUKSI UNTUK PASAR DALAM NEGERI

ANTM 2,510 (+2.86%) AKAN FOKUS KE PENJUALAN BAUKSIT DALAM NEGERI



Simak Video "Video: IHSG Anjlok Parah, Ini Perbandingannya dengan saat Krisis '98 dan Covid-19"

(ang/ang)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork