Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan Rabu (19/6) ditutup turun -0,12% atau -7,91 poin di level 6.726. IHSG hari ini diprediksi bergerak rebound dalam range 6.700-6.780.
Sentimen yang mempengaruhi pergerakan IHSG hari ini antara lain, dari dalam negeri, IHSG melemah dalam lima hari beruntun akibat capital outflow yang terus terjadi sejalan dengan tren melemahnya nilai tukar rupiah.
Di sisi lain, pada Mei 2024, Indonesia catatkan surplus neraca dagang sebesar USD2,93 miliar atau lebih tinggi dari bulan sebelumnya yang tercatat surplus US$ 2,72 miliar. Ekspor pada Mei 2024 tumbuh 13,82% mom menjadi US$ 22,33 miliar, sedangkan impor naik 14,82% mom ke level USD19,4 miliar.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Secara keseluruhan neraca dagang nasional surplus dalam 49 bulan beruntun. Posisi neraca dagang yang solid akan menambah Cadangan Devisa (Cadev) sebagai stabilitas eksternal," tulis Financial Expert Ajaib Sekuritas, Ratih Mustikoningsih dalam risetnya, Kamis (20/6/2024).
Dari mancanegara, angka inflasi tahunan Inggris pada Mei 2024 turun menjadi 2%, level tersebut merupakan yang terendah sejak Juli 2021, sekaligus kembali pada target Bank sentral Inggris (BoE). Pada April 2024, angka inflasi berada di level 2,3%. Inflasi tahunan Inggris telah turun signifikan dari posisi puncak pada Oktober 2022 sebesar 11,2%.
Dari Asia, penjualan ritel (retail sales) China pada Mei 2024 secara tahunan tumbuh 3,7%, naik dibandingkan pertumbuhan bulan sebelumnya sebesar 2,3%. Pemulihan berkelanjutan pada sektor konsumsi senada dengan kebijakan ekspansif Bank Sentral China (PBOC).
Rekomendasi Saham Hari Ini:
EXCL
Buy: 2.130
TP: 2.200
Stop loss: <2.040
EXCL berpotensi rebound dari area support membentuk bullish piercing. Indikator MACD bar histogram melemah terbatas dan stochastic crossing di area oversold.
EXCL anggarkan belanja modal (Capex) senilai Rp 8 triliun pada 2024. Sebagian besar Capex akan dialokasikan untuk akselerasi jaringan bisnis layanan data dan memperluas penetrasi bisnis Fixed Mobile Convergence (FMC).
MBMA
Buy: 550
TP: 570
Stop loss: <525
MBMA berpotensi reversal dari bearish jangka pendek, posisi harga di area support. Indikator MACD bar histogram melemah terbatas dalam momentum akumulasi.
Harga nikel LME naik +0,46% ke level US$ 17.373 per ton (19/6/2024). Per Maret 2024 MBMA catatkan laba bersih US$ 3,66 juta, lebih baik dari periode yang sama tahun 2023 yang mengalami rugi bersih US$ 7 juta. Dari sisi top line, pendapatan melesat 211% yoy menjadi US$ 444,22 juta.
MYOR
Buy: 2.410
TP: 2.480
Stop loss: <2.320
MYOR bullish continuation di atas MA (5,20,100) membentuk pola inverse head and shoulders. Indikator stochastic golden cross indikasi menguat.
Sektor konsumsi primer merupakan sektor defensif yang dapat dicermati. Per Maret 2024 MYOR melaporkan kenaikan pendapatan 3,66% yoy di level Rp 8,76 triliun. Dari sisi bottom line, laba bersih naik 51% yoy menjadi Rp 1,11 triliun.
(ara/ara)