"Kita berencana menerbitkan sukuk ritel secara reguler tapi tidak tahun ini. Tahun ini kita fokus ke penerbitan ORI dengan tujuan untuk pengembangan pasar ORI yang sedang berkembang," kata Dirjen Pengelolaan Utang Depkeu, Rahmat Waluyanto.
Hal itu diungkapkan Rahmat usai acara pencatatan perdana sukuk ritel SR-001 di Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (26/2/2009).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Rahmat juga menjelaskan penerbitan sukuk ritel memakai underlying assets senilai Rp 13,5 triliun. Dengan jumlah sukuk ritel yang diterbitkan Rp 5,6 triliun, sisa underlying assets yang tidak terpakai Rp 7,9 triliun.
"Kemungkinan ini akan digunakan untuk global MTN," katanya.
Untuk underlying assets MTN Global menurut Rahmat masih akan dicari lagi tambahan karena kebutuhannya lebih besar dari sukuk ritel.
"Nanti kita masih mencari underlying assets yang masih bisa digunakan untuk ini," katanya.
Salah satunya adalah Gelora Bung Karno yang memiliki nilai aset Rp 21 triliun. "Tapi kita kan butuh persetujuan dulu dari DPR. Tapi tim kita masih terus mencari aset-aset dari kementerian dan lembaga dan sebagainya yang bisa dijadikan underlying assets," katanya.
Selain itu, pemerintah juga memikirkan menggunakan proyek untuk underlying assets karena dalam konteks syariah, proyek juga bisa digunakan sebagai underlying assets tidak hanya tanah dan bangunan.
(ir/qom)