.webp)
"Aksi mogok kerja ini memang menghambat pelayanan, tapi pelayanan tetap bisa jalan cuma tidak bisa lancar, kami minta minta pengertian juga dari nasabah," kata Direktur Bank UOB Buana, Safrullah Hadi Saleh ketika dihubungi detikFinance, Senin (6/4/2009).
Safrullah mengatakan sebenarnya tidak semua nasabah melakukan mogok kerja karena kantor cabang seperti Batam, Palembang dan Kelapa Gading justru menolak mogok kerja ini.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Tapi kita harapkan hari ini ada kesepakatan baru jadi tidak terlalu berlarut-larut mogok kerjanya karena banyak pihak yang dirugikan dengan aksi ini," katanya.
Safrullah menjelaskan, aksi mogok kerja ini buntut dari permintaan peningkatan kesejahteraan yang diajukan karyawan. Dari 7 poin yang diminta menurutnya tiga sudah oke, dua lagi sudah ada jalan keluarnya sehingga tinggal dua masalah lagi yang belum tuntas.
"Dua masalah itu permintaan kenaikan gaji dan bonus. Sebenarnya manajemen sudah setuju kenaikan gaji minimal 11,06% sesuai COLA, tapi serikat pekerja minta 15% diatas COLA," katanya.
Permintaan karyawan itu dinilai berat karena menurut Safrullah, SPKUOBB mengabaikan kenyataan bahwa sekarang ini sedang terjadi krisis ekonomi global di mana Indonesia juga terkena dampaknya dan belum diketahui kapan berakhirnya.
Menurut Safrullah saat ini ada sekitar 5.800 karyawan di Bank UOB Buana. Ketika ditanya berapa persisnya jumlah karyawan yang mogok, Safrullah mengaku tidak tahu.
Sementara menurut Ketua Umum DPP Serikat Pekerja Karyawan PT Bank UOB Buana Tbk (SPKUOBB), Bambang Setiarso dalam siaran pers yang diterima detikFinance, mogok kerja dilakukan di 205 kantor cabang UOB Buana di 28 kota di Indonesia. (ir/qom)
