"Besok kami masih akan tetap melakukan aksi ini sesuai tanggal yang ditetapkan Serikat Pekerja UOB Buana (SPKUB)," ujar wakil DPP SPKUB Wilayah Jakarta, Sastra Dinata, kepada detikFinance di Kantor Cabang UOB Buana Wahid Hasyim, Jakarta, (6/4/2009).
Ia mengatakan, mogok kerja akan terus dilakukan sampai ada keputusan dari manajemen UOB Buana mengenai tuntutan SPKUB.
"Kita akan terus berupaya untuk memperjuangkan aspirasi karyawan-karyawan, aksi mogok akan dilakukan terus kecuali ada instruksi dari ketua umum SPKUB dan tanggapan dari manajemen," tegas Sastra.
Kepala cabang UOB Buana Wahid Hasyim Taufik Resa yang hendak dikonfirmasi soal aksi mogok tersebut ternyata tidak bisa ditemui karena alasan sibuk.
Di tempat yang sama, salah satu karyawan UOB Buana cabang Wahid Hasyim mengatakan, bahwa karyawan merasa pihak manajemen sudah berlaku tidak adil.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ia menjelaskan, adanya kesenjangan gaji pegawai dianggapnya tidak adil, divisi pegawai dasar yang sudah puluhan tahun gajinya tidak berubah, dan karyawan baru yang berada di atas divisi pegawai dasar mempunyai gaji yang jauh lebih besar.
"Masa karyawan baru divisi ritel dan bisnis yang belum satu tahun gajinya 15 kali lebih besar diatas pegawai dasar, itu kan tidak adil," jelasnya.
Karyawan tersebut juga mengatakan, sebelum menjadi UOB Buana, bank Buana Indonesia memberikan fasilitas-fasilitas tunjangan yang cukup memadai. Namun setelah berganti manajemen, fasilitas tersebut tidak didapatkan oleh para karyawan.
"Seperti tunjangan obat dan tunjangan lain semua lancar, tapi pas gabung di UOB semua jadi mogok," katanya.
SPKUB Dikabarkan Ditawari Rp 2 Miliar
Berdasarkan sumber detikFinance, pada hari Jumat (3/4/2009) kemarin memang ada pertemuan jajaran petinggi SPKUB, pada pertemuan tersebut dijelaskan bahwa jajaran petinggi SPK sempat ditawarkan Rp 2 miliar oleh manajemen untuk membuat kesepakatan agar mereka tidak mogok, namun ditolak oleh petinggi SPKUB.
Sekretaris Jenderal SPKUB, Endang Sutrisna ketika dikonfirmasi, menjelaskan bahwa SPKUB tidak pernah ditawarkan atau pun menerima uang tersebut.
"Itu tidak benar, manajemen UOB tidak pernah menawarkan uang kepada petinggi SPKUB, apalagi menerima uang tersebut," tegasnya.
Menurut Endang, hal tersebut merupakan statement orang-orang yang tidak bertanggung jawab yang dilakukan oleh pihak tidak suka terhadap aksi mogok ini.
"Itu semua fitnah dan tidak benar," pungkasnya.
(dru/lih)