Demikian disampaikan oleh Direktur Utama BNI Gatot M. Suwondo dalam siaran pers, Selasa (16/2/2010).
Kenaikan laba bersih ini didukung oleh pendapatan bunga bersih di 2009 yang naik 12% menjadi Rp 11,13 triliun dibandingkan 2008 yang sebesar Rp 9,91 triliun. Selain itu, kenaikan pencapaian laba ini juga dikarenakan peningkatan fee income sebesar 21% dari Rp 3,55 triliun di 2008 menjadi Rp 4,3 triliun di 2009.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Total aset BNI per akhir 2009 tercatat sebesar Rp 227,50 triliun, atau naik 13% dibandingkan posisi akhir 2008Β yang sebesar Rp 201,74 triliun.
Outstanding kredit pada akhir 2009 mencapai Rp 120,84 triliun (naik 8%) dan tahun 2008 sebesar Rp 111,99 triliun. Komposisi kredit masih didominasi oleh kredit usaha kecil dan menengah (UKM) yang mencapai 44%, disusul oleh kredit korporasi dan internasional 38%, kredit konsumer 15% dan pembiayaan syariah sebesar 3%.
Salah satu produk unggulan, yaitu kredit usaha kecil BNI Wirausaha naik 36% dari Rp 2,38 triliun di tahun 2008, menjadi Rp 3,25 triliun di tahun 2009. Untuk kredit konsumer masih didominasi dengan kredit pemilikan rumah (KPR) dengan produk BNI Griya sebesar 44%, disusul kredit pemilikan kendaraan (BNI Oto) sebesar 26%, dan kartu kredit 13%. KPR BNI Griya tumbuh 17% dari Rp 7,02 triliun menjadi Rp 8,24 triliun.
Untuk bisnis internasional, pertumbuhan didukung oleh pertumbuhan transaksi trade finance dan pengiriman uang (remitansi). Transaksi trade finance (ekspor & impor) pada tahun 2008 mencapai USD 4,47 miliar dan meningkat 85% menjadi USD 8,28 miliar pada tahun 2009.
Di sisi liabilities, dana pihak ketiga (DPK) meningkat 16% dari Rp 163,16 triliun menjadi Rp 188,47 triliun di 2009, dengan komposisi 55% dana murah (tabungan dan giro) dan 44% deposito. Sedangkan ekuitas juga naik sebesar 24% dari Rp 15,43 triliun menjadi Rp 19,14 triliun.
(dnl/qom)