"Dengan kerjasama ini kita akan pertemukan pengusaha dan perbankan untuk mewujudkan pembiayaan di sektor perikanan ini," kata Deputi Gubernur BI Budi Rochadi usai penandatanganan MoU dengan Menteri Kelautan dan Perikanan Fadel Muhammad di Gedung BI, Jalan Thamrin, Jakarta, Kamis (22/4/2010).
Ia mengatakan, selama ini kalangan perbankan memang masih asing dengan industri perikanan. Menurutnya, beberapa bank juga masih mengalami trauma dengan kegagalan industri tersebut di masa lalu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tingkat kredit bermasalah atau non performing loan (NPL) industri perikanan hingga akhir tahun 2009 naik menjadi 11,02% dari tahun sebelumnya menjadi 11,76%.
"Kalangan perbankan memang masih melihat industri ini (perikanan) beresiko tinggi. Ini juga berhubungan dengan ketidaksadaran para pelaku industri melakukan pembayaran," imbuhnya.
Kerjasama antara BI dan KKP ini antara lain meliputi seminar, workshop, sosialisasi, survey dan pembentukan kelompok kerja untuk mendorong fungsi intermediasi perbankan.
Pada kesempatan yang sama, Fadel mengharapkan, dengan adanya kerjasama ini kalangan perbankan bisa memberi kucuran dan secara optimal kepada industri perikanan. Pasalnya, kontribusi industri perikanan kepada perekonomian Indonesia sangat besar.
"Jika dilihat kontribusi terhadap PDB, setelah industri tanaman pangan itu di urutan selanjutnya industri. Tapi perbankan belum memberi kredit secara optimal, ini ironis," ujarnya.
Ia mengatakan, pembangunan perikanan budidaya dalam periode 2010-2014 diharapkan terjadi peningkatan produksi sebesar 353% yaitu dari 5,26 juta ton menjadi 16,89 juta ton.
Untuk mencapai peningkatan produksi tersebut akan ditempuh melalui beberapa cara antara lain meningkatkan jumlah setiap unit usaha budidaya dan memperluas atau menambah unit usaha budidaya.
"Dengan adanya workshop bersama BI ini diharapkan perbankan dapat melihat secara umum bahwa usaha perikanan ini layak dibiayai seperti halnya sektor lain," kata Fadel.
(ang/dnl)











































