BI dan LPS Minta Bank Perjelas Suku Bunga Depositonya

BI dan LPS Minta Bank Perjelas Suku Bunga Depositonya

Herdaru Purnomo - detikFinance
Jumat, 23 Apr 2010 15:40 WIB
BI dan LPS Minta Bank Perjelas Suku Bunga Depositonya
Jakarta -

Bank Indonesia (BI) bersama Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) akan membuat kesepakatan bersama dalam mensosialisasikan suku bunga penjaminan. Tidak hanya itu, BI dan LPS akan mendorong bank memperjelas identitas dari produk deposito yang dijualnya terutama menyangkut insentif berupa hadiah dan cash back.

Pasalnya, banyak nasabah yang belum mengetahui insentif yang diberikan perbankan ketika nasabah menempatkan dananya di deposito ternyata memperngaruhi suku bunga.

"Pembicaraan secara informal antara BI dengan LPS sudah dilakukan. Namun, perlu ada kesepakatan bersama. Kami akan koordinasi dan mungkin nanti akan ada pengumuman-pengumuman yang ditempel di bank-bank," ujar Direktur Direktorat Penelitian dan Pengaturan Perbankan Bank Indonesia Halim Alamsyah di Gedung Bank Indonesia, Jakarta, Jumat (23/04/2010).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Halim menjelaskan, nantinya bank harus mengumumkan secara jelas pada nasabah tentang produk depositonya serta insentif yang diberikan. "Supaya nasabah tahu hak dan implikasi jika dia minta insentif lebih pada bank, namun itu sebenarnya bisa merugikan dia sebagai penabung yang dijamin oleh LPS," tutur Halim.

Bank sentral sendiri memang tidak bertanggung jawab atas dana nasabah di sebuah bank yang tidak dijamin LPS karena mendapatkan cash back maupun hadiah-hadiah yang diberikan. "Untuk itu sosialisasi dan edukasi harus dilakukan," jelas Halim.

Hal ini terkait dengan sejumlah mantan nasabah Bank IFI berkeluh kesah mengenai dana mereka yang akhirnya tidak dibayarkan LPS setelah menerima cash back ini. Pemberian cash back itu dinilai LPS telah menyalahi ketentuan bunga penjaminan yang ditetapkan LPS.

Rekening milik para mantan nasabah Bank IFI yang apes tidak dikembalikan dananya oleh LPS itu mencapai 101 rekening. Total dana nasabah dari 101 rekening dan 44 nasabah tersebut mencapai Rp 48 miliar.

(dru/ang)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads